Air Seni
Belakangan ini Air Seni-ku susah keluar.
Kata orang, aku mungkin kurang
ngopi, tapi kopi bilang
aku harus lebih sering bertemu orang.
Lalu orang yang lain berkata aku mungkin
kurang banyak minum air putih,
tapi aku yakin
segelas Aqua takkan cukup untuk
memandikan keruhnya inspirasi.
Belakangan ini Air Seni-ku jarang keluar.
Ia lebih suka diam dan melamun seorang diri
daripada keluar dan berinteraksi dengan puisi.
Pada dasarnya ia memang pemalu
dan tak banyak bicara,
kecuali saat-saat tertentu
di mana ia ingin tampil dan memamerkan muka.
Di belakang, Air Seni-ku akhirnya keluar juga.
Tak banyak, tapi cukup untuk membasahi
selembar kertas yang dilanda kekeringan;
mengaliri segenggam tinta yang memerlukan kehausan.