Cerpen: Pohon Ajaib Berbuah Emas
Riausastra.com - Menyaksikan orang-orang Papua berpakaian adat menari-nari di depan pagar gedung Mahkamah Agung saat meliput aksi masyarakat adat Papua hari ini membuatku teringat pada tanah kelahiranku sendiri, Riau.
Apa yang baru akan mereka alami...
Cerpen: Penumbai Madu
Riausastra.com - Semburat jingga dengan sapuan kemerah-merahan melatari sekawanan keluang yang pulang ke pangkuan rimba. Matahari pun semakin merangkak. Tiupan angin bantaran Sungai Apit terasa menyegarkan di pelataran rumah yang dibangun lebih kurang seperempat...
Cerpen: Dua Orang yang Berdosa
Riausastra.com - Pundakku kian berat di Naghoghi Kampa, di antara orang-orang yang mengampuni dosa. Aku memang bersalah, dan kesalahan itu membuatku tak kuasa memicingkan mata. Mestinya, aku sudah terkapar puas sesaat melakukannya. Namun, kau...
Cerpen: Dari Subayang ke Pulau Sarak
Riausastra.com - Tiga hari sebelum peristiwa nahas itu terjadi, ia tampak sumringah menyusuri Sungai Subayang. Duduk di bagian ujung piyau johnson, ia tersentak dan terkesima melihat keindahan sisi sungai yang menjadi bagian Sungai Kampar...
Cerpen: Bunian Penjaga Hutan
Riausastra.com - Bendere kuning sudah tak bekibo lagi dan tesando lesu di jenang pintu. Selepas lohou, mayat lelaki itu sudah dikuboukan secare layak di pemakaman umum punye masyarakat kampung. Pelayat pun sudah beghangsou balik...
Cerpen: Rapek Banjar
Riausastra.com - Helat pacu jalur akan digelar. Setiap tahun lomba ini menjadi agenda rutin. Kasmar, kepala Desa Imbo Lamo di Kabupaten Kuantan Singingi mulai melakukan persiapan bersama warga seperti rapek banjar, sebuah rapat pertemuan...
Cerpen: Perempuan Mengidam Nangka
Riausastra.com - Kegagalan orang suruhan Mahmud, untuk membunuh Wan Anom. Menjadikan hidup Mahmud, tidak tenang penuh dengan kegelisahan. Menjadikan hari-harinya penuh beban. Ketakutan yang melekat pada setiap helaan nafas. Sesuatu yang mengganggu setiap pergerakan...
Cerpen: Helah Tuah
Riausastra.com - Senyum dan sinis, itulah yang dilakukan oleh Tuah. Mundar-mandir dan sesekali mengeluh tidak lebih daripada ruang yang disediakan oleh Datuk Bendahara. Tuah memegang palang jendela. Wajah berkilat disapu cahaya yang mengintai di...
Cerpen: Kematian, Aku Boleh Menghidunya
Kematian, aku boleh menghidunya.
Riausastra.com - Terpulang!- Ingin percaya atau tidak. Ingin bersetuju atau memperolok-olok - terserah! Terserah kepada kalian. Mana mungkin aku berupaya untuk meyakinkan semua. Mana mungkin aku berkesanggupan untuk merayu-rayu. Dan mana...
Cerpen: Alam, Malam
Riausastra.com - Aku mampir ke tempat ini mungkin karena aku bandel. Tak mau mendengar saran pemandu, berkali-kali mereka meneriakiku agar aku putar haluan, namun tak kuhiraukan. Akhirnya aku berada di tempat yang sepi ini....