Puisi: Dongeng Sebelum Tidur

0
Dongeng Sebelum Tidur Lalu-lalang roda empat tak cukup,merecok berisik kuping.Akal justru bersimpang siur. Hiruk-pikuk ramai kota cukup gila. Diisi manusia-manusia tak pernah mati bersuara.Masih ingat benar, saat tubuh bungkuk wanita tua tersenyum lebar. Tertatih-tatih meraup...

Puisi: Menara

0
Menara Tinggi tetapi tidak meninggi diriKerana dia tau sampai masa menyembah bumiPenat dan letih melangkah dari bawahTerasa angkuh bila berada di atasMelihat mereka di bawah itu lumrah Kita selalu lupa dan alpaSewaktu di atasSampai masa pasti...

Puisi: Rindu di Ujung Taksa

0
Rindu di Ujung Taksa Rindu di ujung taksa,Karena aku tahu. Begitu derai hujan tibalangit takkan pernah lagi seputih awanKarena punca rinduku terlilit batu karangSedangkan cinta telah tersangga katayang merupa batas buana dan langitPercuma laung seruku...

Puisi: Cabang Malang

0
Cabang Malang O, mak!dalam rahimmuaku bertemu takdir barudari dunia bisu menjadi haru birutiru turunan elokmu, wanita dengan sejuta lajutak kenal panas kemarau juga hujan batukau kokoh, tak akan robohdekapnya lebih hangat dari matahari,suaranya lebih jernih...

Puisi: Dua Ombak

0
Dua Ombak i/di pipi ibuku, mengalir sungai lembutmembawa cerita saban harimengalir ia tanpa bunyipersis rahsia mendasar di hati di muara, waktu sanggup menjadi ombakyang menelan setiap deritanya ii/keseringan ia menari di laut takdirmenghempas doa-doauntuk sesiapa yang sirna...

Puisi: Sesekali Menoleh ke Belakang

0
Sesekali Menoleh ke Belakang -monolog menjelang tahun baru Sesekali menoleh ke belakangaku ingin sekalimenjadi anak kecilmeminta apa sahaja semahunya. Kini telah lima dekad usiakumana mungkin kembali ke alam anak-anakberguling meminta semahunyatanpa culas, tanpa belashanya sesekali dipukul manjaibu...

Puisi: Tangisan Alam

0
Tangisan Alam Dalam sunyi angin bersiul piluHutan berbisik daun-daun mengaduAir sungai mengalir keruh dengan tangisGunung-gunung retak diam dalam krisis Langit tergores asap dan debuBurung-burung terbang mencari teduhIkan di segara lenyap perlahanKarang menangis urna memudar dalam kelam Alam...

Puisi: Pelontar Kata

0
Pelontar Kata Kau kata mencintai Tuhansedangkan subuh taditiang agama baru sajakau runtuhkannya Kau kata memperbesarkan Nyasedangkan petang tadilidah kau baru hina makhlukciptaan Nya Kau kata redha pabila diujisedangkan malam semalambaru saja kau menengking Tuhankerana membiarkan kereta kaudibaham...

Puisi: Memeluk Kisahmu

0
Memeluk Kisahmu Dalam panorama ini kita terikatbagai kebun kopi pada alir sungaiMerawat subur hutan, adalah impian kitaTerbingkai jalan bahagia bagi petani kopi kau matahariMembagi sinar pengetahuanAgar mereka tumbuh membahanaMengantarkan anak-cucunya ke gerbang sarjanaFotosintesis tak ada habisnya Lewat...

Puisi: Aku Adalah Jiwaku

0
Aku Adalah Jiwaku Aku bukan penyairMembagi bunga-bunga kata indahMelambung menyentuh sudut hati terdalam Meski gamang ajari aku menulisAku lihat yang tak terlihatAku dengar yang tak terdengarSemua yang tertangkap mataSemua yang terjebak di halaman ingatanSemua yang melintas...

TRENDING TOPIK