Puisi: Polemik Kesakralan Dirgantara

0
Polemik Kesakralan Dirgantara Hujan putih halus menghuni bumi selama musim dinginMengirimkan cuaca yang sengit di antara langit-langit biruMemulai percakapan bahasa yang hanya dimengerti oleh dirgantara Kain berumbai-umbai tepat berada di jendela kamarPencahayaan takut akan tirai yang...

Puisi: Usia Daun

0
Usia Daun Mudanyasudah dikenalkandingin embunberbaringdi jaluran pagi Matangnyakental menantangderas arusangin menguji Rentanyasekujur tubuhmengeringmenanti untukdigulung tanah Gugurnya disejat usia atauditerbang angin kencang 11 Ogos 2024 - Subang Bestari *** اوسيا داون موداڽسوده ديكنلكنديڠين امبونبرباريڠد جالورن ڤاڬي ماتڠڽكنتل مننتڠدرس اروساڠين مڠوجي رنتاڽسكوجور توبوهمڠريڠمننتي اونتوقديڬولوڠ تانه ڬوڬورڽ ديسلت اوسيا اتاوديتربڠ...

Puisi: Anugerah Tuhan

0
Anugerah Tuhan Kami berjalan tanpa restuHari-hari bergejolakPerbedaan pandanganBanyak perbedaan Tak sedikit hal dikorbankanSaling bertaut dalam harapan -- saling menguatkanHingga putuskan hidup bersama;membina rumah tangga Bukan karena kepalang basahNamun kasih sayang yang utuhPenerimaan penuhSaling menghargai -- saling peduli Seperti...

Puisi: Gerimis Gugur

0
Gerimis Gugur Ketika awan bergoyanggerimis gugur satu per satuseperti butir - butir anggur Tanah yang telanjangmenadah mesrasetelah lama kegersangan Air dihajati, rupanyamelahirkan lumpurbergelodak dataranmelumpurkan kehidupan 7 Ogos 2024, Puchong *** ڬريميس ڬوڬور كتيك اون برڬويڠڬريميس ڬوڬور ساتو ڤر ساتوسڤرتي بوتير-بوتير اڠڬور تانه يڠ تلنجڠمناده...

Puisi: Subayang Berisik Berbisik Tenang

0
Subayang Berisik Berbisik Tenang suara piau beradu nada dengan alammenahan arus pun mengadualiran hulu ke hilir, dihantam berbalik.413 km yang tak putus dan 100 m yang tak usaiMenarik atensimelompat, menyanyi tak kalahnyaring yang satu nyaring...

Puisi: Semangkuk Sempolet Emak

0
Semangkuk Sempolet Emak Sore itu, padi-padi bersenandungMelambai, menguning dan menundukOrang-orangan terpaku di tengah-tengahlambaian angin,berteman kicauan burung-burungyang memamah antah padi Aku menghampiri ibuyang melepas penat di bawah lindungan saungdengan semangkuk sempolet merah meronaMenyapa tanpa sentuhan Mataku terbelalak, terpanaBak...

Puisi: Sebuah Negeri di Tengah Ombak

0
Sebuah Negeri di Tengah Ombak Tanjung BatuMungkinSudah beratus-ratus puisi dari rahim kataMuasalnya padamuPada indah semesta kulayangkan rasaPadamu Kini puisiku mati rasaMengendap di ampas waktuMata rabun di gulita kesunyianYang paling sunyi Jika kau tahu,Permulaan sama dengan akhirTapi bagikuGetaran...

Puisi: Tadah Gelas Kopi

0
Tadah Gelas Kopi Gelas itu sudah tampak penuhSudah sewajarnya ia berserakanGelas itu sudah tampak penuhNyatanya masih tertampung oleh tadah Suara percikan nya tidak menyebarHanya tadah yang menjadi saksi bisuRasanya terasa pahit, karena diisi dengan kopiTapi masih...

Puisi: Tenun Bukit Batu

0
Tenun Bukit Batu Dan lalu senyumnya menjadi lebih menenangkanKuajak dia memilihKain-kain yang akan menjadi saksiSebuah momen yang akan diabadikan Berkeliling dia dengan gelagat bahagiaAku tidak tau, antara hanya terkagum atau sukaJari jemarinya memegang seperti memastikan Tenun Bukit...

Cerpen: Pohon Ajaib Berbuah Emas

0
Riausastra.com - Menyaksikan orang-orang Papua berpakaian adat menari-nari di depan pagar gedung Mahkamah Agung saat meliput aksi masyarakat adat Papua hari ini membuatku teringat pada tanah kelahiranku sendiri, Riau. Apa yang baru akan mereka alami...

TRENDING TOPIK

Puisi : Bulan Merah

Puisi: Berlayar