sumber foto asli: pixabay

Nyanyian Istanah

Jadi juga engkau berjalan
Meninggalkan mahkota istanah
Payung emas penangkal hujan
Tongkat tua pemangku amanah

Meraung kursi sejak ditinggalkan
Kini rapuh dimakan usia
Kemana nasib akan dikadukan’
Karena raja telah jauh dimata

Oh… pemilik singasana
Tolong dengarkan juga
Kalau merantau usah berlama-lama
Kenanglah kebahagian saat berjaya

Terlunta-lunta sudah seluruh badan
Semenjak raja pergi berjalan
Hingga kini tidak pernah pulang
Bagaikan sarang dilupakan elang

Berhujan panas ditanggungkan seorang
Semenjak raja dirantau orang
Bertanya tangga terhadap jendela
Kapankah raja pulang naik kuda

Artikel sebelumnyaPuisi Amak: tentang Apak
Artikel berikutnyaPuisi: Kepada Pram
Gimin Saputra
Lahir di Teluk Beringin Kuansing (Riau) tanggal 11 Maret 1989. Dunia pendidikan diawali pada Sekolah Dasar Negeri 014 Teluk Beringin. Dilanjutkan dengan pelajaran agama Islam di MTS M IV Koto Gunung. Selanjutnya pendidikan ini dilanjutkan ke Pondok Pesantren Nurul Islam di Kampung Baru 2007-2010. Pendidikan keagamaan ini dilanjutkan pada jenjang keserjanahan dengan merampung studi S1 dengan jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam di Fakultas Adab dan Humaniora IAIN Imam Bonjol Padang. Pada akhirnya perjalanan intelektual ini berakhir dengan menyelesaikan S1 selama empat tahun, 2010-2014. No Hp/WA 082171591239,

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini