Selembar Kertas
Sewaktu ia mematikan radio,
Terdengar tangki-tangki koin itu bereservoir dari terowongan gelap
Ternyata waktu telah menyuntikkan penyesalan yang amat menua
Tentu aku harus beranjak membawa tubuhku kepada penemuan baru
Seketika, ia pun menatapku yang mulai keriput
Dibukanya kancing-kancing liar yang berserakan
Terdengar hal memalukan keluar dari dalam rupiah
Namun di ujung ruang, ia mulai mengkhawatirkan waktu
Pencaharianku menghasilkan pundi-pundi rupiah
Lantas, aku salah apa?
Melihat selembar kertas dan sekantong koin bertuliskan rupiah
Salahku dimana?
Aku terlahir di tanah ini,
Terjadinya inflasi di masa pandemi bukanlah salah pertiwi
Lantas apa yang harus dicari?
Dalam sebuah fase, jemariku merogoh saku dan kulihat selembar kertas di tanganku sudah lusuh dan kumuh, banyak peminat yang berinteraksi di lembaran tipisnya
Dinamika waktu sekarang sedang menyetor cendramata rupiah
Rupiah tiada harga, jatuh bangun dia tidak berupa
Lantas apakah daya dan upaya?
Kuterawang selembar rupiah di tanganku, berharap menjadi ganda
Kembali ia berinteraksi dengan diri
Ia berkata kepada rupiah tentang cinta
Tapi, mungkinkah ia mencintai rupiah
Sedang kondisinya tak tentu arah