sumber foto asli: pixabay

Kujadikan Sejarah Lampau Seorang Ibu

Di tubuh usang ini terbekas tusukan-tusukan
setajam fitnah mematikan karier seseorang
masih perih sama juga semalam,
air mata tak tertahan hanyalah pemerian duka
tapi sama sekali tak mampu memadamkannya
seperti taubat tak memenuhi syarat
sekadar hasilkan sia-sia

Kujadikan sejarah lampau seorang ibu
terus-terusan beri nasihat dan pedoman tak berkurang
senada kasihnya yang malar segar
pastikan aku tidak terjerumus ke lubang itu lagi
senantiasa melangkah di jalan dijejaki orang-orang benar
tersiram bahagia dalam keredhaan selamanya

77500 Selandar,Melaka
Malaysia

Artikel sebelumnyaPuisi: Assalamualaikum, Airin
Artikel berikutnyaPuisi: Maafkan Bunda, Nak
Mohd Adid Ab Rahman
Bermukim di Melaka, Malaysia. Pernah menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Banda Aceh dalam bidang Dakwah dan UTM, Skudai, Johor (Universiti Teknologi Malaysia) Seorang pesara guru KPM (Kementerian Pendidikan Malaysia) mulai tahun 2022. Berminat dalam bidang puisi sejak masih belajar di sekolah.dan sekarang menjadi ahli Ikatan Persuratan Melayu Melaka. Puisi-puisi pernah muncul di Berita Harian, Utusan Borneo, Harian Ekspres, Mingguan Malaysia, majalah Dewan Sastera, Tamadun Islam, Wanita dan lain-lain. Majalah online seperti Lamanriau.com, Potret Online com, Kosana.my.id., sksp-literary.com, Sabah360 online.Sudah mempunyai puluhan antologi bersama di antaranya Antologi C Antagonis (ASWARA 2020) Bahtera Merdeka (Tinta Karya 2020) Pasrah (PTK 2020) Citra Yang Tak Padam ( Narangkai Publications 2021) Sejernih Embun (KS 2021)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini