sumber foto asli: pixabay

Nenek Di Hari Kemenangan

Cucuku sang putri jelita
Berlian mata buah hati
Kenapa tak bangkit jua
Di hari kemenangan ini

Bangun sang jelita, cucu ku tersayang
Bangun nak sang rupawan
Sampai hati cucu ku malang
Membiarkan nenek merenung kekelipan

Pandanglah nasi telah terhidang
Tikar pandan terbentang rapat
Sang jelita penyambut tamu yang datang
Penjelang salam kaum kerabat

Menggegar alam akan suara tabuh
Suara petasan gagap gempita
Sesak penuh di jalan rumah
Segala umat bersuka ria

Parau suara bercengkrama perkataan
Menghimbau sang jelita emas juita
Kenapa tak jelita dengarkan
Senangkah melihat nenek berduka

Merontak darah getarkan tulang
Melihat gadis-gadis duduk bersama
Tak sekalipun wajah jelita akan hilang
Seakan cucuku duduk beserta

Aduhai putri, cucuku tercinta
Apakah masih terasa
Dihari kemenangan di tahun dahulu
Engkau meratap dijemari kaki ku

Senyuman seakan racun berbisa
Peninggalan menjelma di bayang mata
Perangai berubah menjadi kenangan
Terasa mendengar suara cucu idaman

Tak terhingga, tak tertahankan
Pudar semangat lunyai anggota
Nasi tersekang dalam rangkuman
Kala terkenang pada sang jelita

Rimba mana kan hendak dicaca
Samudera mana kan direnangi
Agar berjumpa cucu ku jelita
Penghibur hati yang merinti

Cucuku,,, sang pujaan hati ku
Buah hati junjungan ulu
Pergi terbawah biduk perlahan
Menagis hati dipalu rawan

Lengang sudah kampung halaman
Sepi senyap di hari kemenagan
Terasa nenek hidup seorang diri
Semenjak sang jelita tiada lagi

Tiada berguna ladang dan bendar
Intan dan berlian tiada berharga
Istanah megah rasa terbakar
Karena kekuatan nenek telah tiada

Wahai cucuku,,, yang tersayang
Kini terbaring sudah dengan seorang
Rangkullah nenek sama berjalan
Mengapa nenek kau tinggalkan

Artikel sebelumnyaPuisi: Jangan Tanya
Artikel berikutnyaPuisi: Manusia Lini Masa
Gimin Saputra
Lahir di Teluk Beringin Kuansing (Riau) tanggal 11 Maret 1989. Dunia pendidikan diawali pada Sekolah Dasar Negeri 014 Teluk Beringin. Dilanjutkan dengan pelajaran agama Islam di MTS M IV Koto Gunung. Selanjutnya pendidikan ini dilanjutkan ke Pondok Pesantren Nurul Islam di Kampung Baru 2007-2010. Pendidikan keagamaan ini dilanjutkan pada jenjang keserjanahan dengan merampung studi S1 dengan jurusan Sejarah dan Kebudayaan Islam di Fakultas Adab dan Humaniora IAIN Imam Bonjol Padang. Pada akhirnya perjalanan intelektual ini berakhir dengan menyelesaikan S1 selama empat tahun, 2010-2014. No Hp/WA 082171591239,

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini