Lika-Liku Kehidupan
Awan memotret alam
gemuruh hujan
suara petir dan halilintar
menyambar tabir-tabir mimpi
Awan hitam menutup celah langit
kesiur angin kencang terdengar
membuatku melangkah sembarang arah. sempoyongan
tak menentu, antah berantah
Aku tersibak, jatuh
terpelanting rebah jimpah
bagai tersungkur di bawah tanah
Aku bangkit, berjalan pelan
bak siput yang lengang
jalan ini semakin menantang
berliku, menanjak, tikung-menikung
Hati mendesir. bergusar
sanggupkah merintanginya?
Sendirian
Tak ada celah pintu terbuka
kecuali Sang Singgasana
Sang Pencipta—Pencetus cakrawala
nan Agung, pun Mulia
Bagai menggenggam purnama
seketika hadirlah cahaya
yang berkilau, seperti mutiara
menggelora, doa dan pertolonganNya
Pacitan, 17 Shafar 1443 H.