Meretas Makna Hidup
Sebelum aku mengenal kata
Lalu mencumbui makna
Hidup adalah sebungkus rahasia yang sangat menakutkan
Kadang kupikir dia bom waktu
Yang akan meletus menghabiskan tubuh dan bayangku
Di kali lain, aku membayangkan hidup seperti memanjat tebing licin dan sewaktu-waktu aku bisa jatuh terpelanting
Semua yang kubayangkan terjadilah
Aku merasa tak ada di dunia ini, sebab aku belum temukan makna dan sinonim rasa sakit yang mengejang di kepala, dada, juga jantung
Aku benar-benar jengkel, kuteluri semua lema, tesaurus
Kutemukan sebuah surat jatuh dari langit hidayah
Dan menurut dimensi semedi pemahaman makna
Surat itu harus kubedah dengan pisau ketajaman rasa
Aku kian bingung, terseok berjalan dari guru makna ke guru makna
Bertemulah aku dengan puisi
Kami pun saling jatuh cinta
Sebagai (aku) mengagumi metafornya
Puisi pun demikian tiap hari meletakkan hurufnya dalam anganku
Membentuk ungkapan-ungkapan
Yang menjadikan aku jatuh dalam ruang renungnya
Auwoooww, aku mabuk diksi
Mabuk Rima
Mabuk antitesis
Mabuk ironisme
Mabuk repetisi keindahan berulang
Mabuk Asonansi dan aliterasi
Terakhir aku tak bisa lepas dari jerat puisi
Aku lupa luka sendiri
Bahkan aku tak sadar sayatan nyeri itu jadi peta kembali pada Illahi
Bukit Nuris, 2021