Cermin
Aku menatap diri di kaca
Ada bayanganku di sana
Aku yang telah banyak mengeluh
Hingga lupa untuk bersyukur
Hidupku tak lebih sempurna daripada orang lain
Bukan pula paling merana dibanding hidup orang lain
Hanya sabarku saja yang teramat tipis
Senang sekali bertemankan pesimis
Seorang lelaki menangis di pintu kaca
Bayi kecilnya telah kembali pada Sang Pemiliknya
Seorang ibu kudapati juga menangis di sudut ruangan
Kehilangan permata hati setelah lelah berjuang
Kucium pipi Airin sepenuh hati
Matanya menatapku liar
Ada pelangi yang indah tercipta di sana
Mengingatkanku, setiap warna yang tak sempurna tanpa warna lain