Menantimu di Selasar
untuk : Ita Sunita
Jika kau tinggalkan aku saat gelap
pelarian akan semakin ngenas
bening pagi, mentari yang beku
sore nanti mungkin hujan
Teh, aku selalu menantimu di selasar
meski akhir-akhir ini wajahmu mangkir
dari mataku yang basah
punggungmu setengah neraca
Bola-bola yang kau sembahkan padaku rupanya
lambai tangan tak terbaca
tak seorang pun malam itu
membaca aus hatimu karena kata ibu-ibu
Teh, di mana kini tempat untuk berteduh
dari terik hujan siang nanti
di mataku kau selalu mendaki bukit
nafas kita adalah serbuk-serbuk kayu.
Temanggung, 13 Februari 2022