Video ini Mengajariku Berpikir dan Merasa

Riausastra.com – Aku begitu rajin membuka status WA dari beberapa orang teman. Mengapa? Bagiku, membuka status WA adalah wadah untuk memperoleh informasi singkat yang dikirimkan oleh pemilik nomor tertentu. Status WA yang paling rutin kubuka adalah milik seorang sahabat. Setiap hari, isi statusnya selalu tentang motivasi diri. Dengan membuka status seseorang tersebut, aku merasa seolah-olah menemukan oase di tengah ketandusan gurun pasir. Dengan motivasi-motivasi tersebut, aku merasa menemukan kekuatan di antara harapan-harapanku yang telah pupus.

Seperti kemarin. Aku mencoba membuka status WA seorang teman yang lain. Ternyata, isinya sebuah video singkat berdurasi beberapa menit. Video itu diunggah oleh seorang Psikolog. Namanya: Rena. Dia teman lama yang kukenal sejak bersama-sama dalam organisasi kampus belasan tahun silam.

Di dalam video tersebut, terdapat seorang ibu tua yang tengah duduk santai di sebuah kursi di halaman sebuah gedung. Tiba-tiba, tongkat yang ia sandarkan di tangan kursi, terjatuh. Ibu tua itu kaget dan merasa berat untuk bangkit memungut tongkat tersebut karena kondisi beliau yang telah melemah. Lalu, ibu tersebut meminta tolong kepada seorang pemuda yang sedang berdiri santai tidak jauh dari tempatnya. Pemuda tersebut mengiyakan permohonan si ibu. Si ibu kembali memperbaiki posisi duduknya karena merasa lega. Ternyata, pemuda tersebut malah sibuk dengan dirinya sendiri dan cenderung mengabaikan permintaan si ibu. Terang saja ibu tua itu merasa kecewa dengan perlakuan yang ditunjukkan oleh pemuda tersebut. Dengan berat hati, ibu tua itu melangkah beberapa langkah meninggalkan tempat duduknya. Saat ia terbungkuk untuk memungut tongkatnya, tiba-tiba sebuah piano terjun bebas dari atas dan jatuh tepat di tempat duduk. Tempat duduk itu sekejap langsung hancur. Betapa terkejutnya perasaan ibu tua itu. Ibu tua itu tersadar bahwa ia telah selamat dari barang yang jatuh tersebut.

Isi video itu sangat menyentuh perasaanku. Langsung kuberi komentar melalui WA pada Rena, sebagai pengunggah video.

“Dalem banget pesannya, Na… (emoticon menangis)

Di saat hati sering berburuk sangka terhadap setiap kesulitan hidup, ternyata ada pesan indah yang ingin Allah sampaikan untuk kita..

Thanks Allah.. (emoticon berbentuk hati),” tulisku.

Rena membalas dengan emoticon sedih

“Na, minta videonya, Na..” lanjutku via pesan WA.

Rena mengirimkan file video dan membuat tulisan di bawahnya, “Moga barakah, Ti..”

Dengan melihat sebuah video, ternyata aku dan Rena memiliki interpretasi yang berbeda. Rena pun mengutarakan pandangannya terhadap isi video tersebut untuk membalas komentar dariku:

“Na hanya mampu melihat maut itu ditentukan oleh Allah. Jika Allah berkehendak, maka Ia berkuasa mengatur segala sesuatu untuk menjauhkan maut dari kita. Dan sebaliknya, jika Allah sudah berkehendak, tidak akan ada yang bisa menghalangi-Nya.” Balas Rena.

Melihat sebuah isi video berharga ini dari dua sudut pandang yang berbeda, akhirnya menghasilkan banyak hikmah. Aku menganggap bahwa si ibu dalam video tersebut sedang Allah beri ujian (kesulitan hidup) berupa jatuhnya tongkat miliknya. Dengan ujian tersebut, si ibu sebenarnya merasa tertekan karena keterbatasan fisiknya. Dengan usia yang sudah lanjut, sudah pasti membuatnya terbatas dalam bergerak. Akhirnya, ibu tua itu mencari solusi kepada orang lain. Ternyata, solusi yang dia harapkan tidak terpenuhi. Ia hanya menerima harapan-harapan palsu. Dan, harapan-harapan palsu tersebut membuatnya semakin merasa tertekan. Akhirnya, ia bergerak sendiri menyelesaikan masalahnya. Ternyata, dengan bergerak itulah Allah menyelamatkan hidupnya dari beban yang jauh lebih dahsyat dibandingkan beban yang ia terima sebelumnya.

Begitulah kehidupan. Allah berjanji bahwa sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan. Setiap orang pasti akan menerima ujian-ujian hidup. Saat merasa beban di pundak terasa berat, hati sering berprasangka buruk pada Allah. Jasad dan hati seolah-olah menolak beban kecil tersebut. Padahal, dengan menyelesaikan beban kecil itu, ternyata Allah sedang menyelamatkan hidup dari beban yang sangat berat. Bagaimana pula jika ibu tua tersebut memilih untuk tetap duduk di kursinya? Sudah pasti ia akan tertimpa beban yang jatuh tersebut.

Sering diri kita mengharapkan orang lain untuk ikut serta menyelesaikan masalah kita. Namun, kita salah mencari tempat untuk mengadu. Orang yang kita harapkan justru tidak bisa memberikan apa-apa. Lantas, hati kita dengan mudahnya merasa kecewa. Padahal, dengan harapan kosong itulah Allah menggerakkan hati kita untuk bergerak mencari solusi sendiri. Ternyata benar bahwa setiap masalah pasti akan sepaket dengan solusinya. Kadang-kadang kita terlalu jauh mencari solusi di setiap permasalahan yang kita terima, padahal jika berlapang dada, solusi teramat dekat. Allah Maha Besar dengan segala Keagungan-Nya.

Sedangkan menurut Rena, video tersebut mengisahkan tentang perjalanan hidup setiap orang. Jika jodoh kematian telah meminang, tidak akan seorang pun yang sanggup menundanya. Jika jodoh kematian belum meminang, akan ada saja cara Allah untuk menyelamatkan hamba-Nya dari kematian. Masya Allah, aku merasa menerima kekuatan baru. Allah senantiasa menyembunyikan masa depan setiap orang agar kita selalu menata hati kita dengan berpikir positif pada-Nya bahwa apapun takdir yang Ia tetapkan pasti yang terbaik untuk hamba-Nya.

Salam rindu dan peluk dari jauh buat Rena. Terima kasih atas hikmah yang telah kita petik bersama. Semoga kebaikan-kebaikan dahulu, kini, dan nanti berbuah syurga. Waalahu a’lam bishshawwab..