Riausastra.com – Cewek Yunani itu nama panggilannya Lyla, seorang mahasiswi program Erasmus plus asal negeri para dewa dan dewi yaitu Yunani dan mengambil jurusan terapi. Pembawaanya yang jutek membuatku kurang begitu suka melihat dia yang tinggal di blok yang sama denganku. Sebenarnya dengan rambut ikalnya wajahnya cukup cantik meski tidak secantik Helen yang jadi rebutan raja Sparta Minelaos dan pangeran Troya bernama Paris hingga terjadi perang Troya yang melegenda itu. Hingga suatu pagi sekitar pukul 7.00 kejadian yang menurutku cukup aneh pun terjadi pada pagi itu. Dia tersenyum manis semanis yang dia bisa, rambut ikalnya yang pirang dibiarkan tergerai, baju tidurnya yang seksi masih melekat di tubuhnya yang cukup sintal dan sejurus kemudian dia pun menuju ke kamarku yang sedikit terbuka secara tiba- tiba. Saat pintu kamarku terbuka sedikit dan aku sedang membaca artikelku yang ruwet terkait filsafat Aliran Austria seperti karangan Carnap dan Popper, tiba-tiba dia tanpa terduga menyelonong masuk ke kamarku dan bertanya padaku,
“Bagaimana kondisi kakimu”, tanyanya sedikit mengagetkanku dengan sedikit senyum manisnya yang menghiasi pipinya yang lesung pipit seraya duduk di dekatku di atas dipanku yang biasa kubuat untuk tidur. Dia duduk di sampingku, sangat dekat, sampai rambutnya yang ikal tergerai berkibar menghampiri wajahku, bahkan pipinya pun hampir menempel dan mungkin hanya berjarak beberapa mili meter saja. Terus terang hal ini membuat hasratku naik dan jantungku berdegup kencang, tetapi untungnya aku selalu teringat keluargaku yaitu istri dan anak- anakku di rumah dan yang pasti masih tersisa iman di diriku meski perlahan menipis kaena tingkahnya yang kurang biasa. Dalam benakku aku berfikir dan merasa bahwa dia memperhatikan juga cara jalanku tiap hari yang sedikit terpincang karena kedua lututku yang sedikit bengkak. Memang beberapa hari ini kakiku sebelah lutut kiri dan juga kanan terasa sakit dan nyeri. Tapi aku masih tertegun, bagaimana cewek yang sejutek dan secuek itu bisa perhatian ke aku. Bahkan menurutku memberi perhatian lebih.
“Hmmm’, jawabku singkat saat aku tak bisa meneruskan kata – kataku dan hanya menjawab begitu, aku dibuat lebih terkaget lagi dengan yang dia lakukan, yaitu saat dia tiba- tiba menyentuh kakiku yang hanya menggunakan celana pendek. Wajar saja, itu adalah kostum perangku sehari – hari kalau tidur, yaitu t-shirt dan celana pendek. Dia memijit dengan pelan kakiku dari bawah sampai ke paha, akupun masih tertegun dan terkaget dengan keberaniannya menyentuh bagian tubuhku tanpa canggung. Rambut ikal sebahunya masih menyentuh wajahku karena dekatnya posisi duduknya yang tubuhnya menempel pundakku. Tapi aku tetap berfikir positif dengan yang Lyla lakukan kepadaku, mungkin karena dia mahasiswa jurusan fisio- terapi jadi dia ingin mencoba membantuku.
Saat aku masih terbengong – bengong dengan yang ia lakukan, sejurus kemudian aku lebih kaget lagi karena tiba- tiba pipinya menyentuh pipiku. Sedikitpun dia tak merasa canggung. Lalu tanpa segan iapun memijit atau lebih tepatnya mengelus – elus lututku yang sakit, memerah, dan bengkak itu. Dan terus keatas mengelus juga pahaku yang bercelana pendek. Akupun sempat berdegup kencang karenanya, tapi akupun disaat itu juga segera sadar, menapak bumi dan teringat kelucuan anak- anakku di rumah. Sontak, akupun berusaha mengalihkan fokus bicaranya, dengan bertanya dengan nada serius tentang pengobatan kakiku, baik terapis maupun dokter yang sejak kemarin di rekomnya.
“Maaf untuk terapis dan dokter dimana”, tanyaku dengan mimik serius untuk mengalihkannya. Karena kalau terlalu lama kubiarkan aku takut sisi laki – lakiku bisa berakhir dengan kejadian lain. Wajahku dan mimikkupun kubuat seserius mungkin untuk menunjukkan keseriusanku bertanya tentang pengobatanku.
“Oh, dia miss Jana Michulova di jalan Dennisova nomer 28”,ada juga temanku dokter tulang di Fakultny Nemonice (rumah sakit besar di kota Olomouc), “sambungnya sambil perlahan melepaskan tangannya perlahan dari kakiku. “ Miss Jana sangat professional, temanku yang jatuh ski es kakinya patah sembuh kok,” lanjutnya untuk meyakinkanku. Akupun merasa lega saat dia sepenuhnya melepaskan tangannya dari kakiku.
“Iya, sore nanti akan ku coba”, kucoba mengalihkan tangannya saat Lyla berganti memegang lenganku setelah melepas kakiku. “Ternyata usaahanya gigih juga cewek ini,” pikirku. Aku pun secepatnya segera mengucapkan terima kasihku ke Lyla gadis Yunani berwajah cute dan berambut ikal blonde itu. Aku pun segera pamit sarapan dengan maksud hati ingin dia segera meninggalkan kamarku. Cara inipun ternyata berhasil, ia pun pamit dari kamarku tapi wajahnya terlihat sangat jengkel. Dan itu terlihat dari sorot mata dan eksprsi wajahnya.
Sore hari itu sekitar jam 15.30 udara sangat dingin karena masuk akhir bulan November yang berarti awal musim dingin dan menjelang turun salju, angin dingin menusuk tubuhku yang sudah terbungkus pakaian rangkap 3 sebenarnya yaitu kaos, kemeja, dan jaket tebal. Aku pun berjalan menuju halte Neredin yang memang ada di dekat apartemenku. Kulihat petunjuk cuaca di pinggir jalan suhu minus 2 dan bis akan tiba dalam 4 menit. Di kota Olomouc dan kota – kota lain di Republik Ceko memang ada kotak kuning digital disetiap perberhentian bis dan tram, yang terpasang di setiap pemberhentian berwarna kuning mencolok yang menunjukkan suhu dan jadwal bis serta tram, bahkan kalau bis dan tram datang telat 1 menitpun petunjuk digitalnya juga akan berubah otomatis. Seandainya ketepatan waktu dan fasilitas ini di negaraku Indonesia, pastilah banyak yang menggunakan angkutan umum sehingga bisa mengurangi kemacetan. Tepat 15.34 bis yang kutunggupun tiba, dan aku menuju ke tempat praktek miss Jana dengan sedikit terpincang karena dengkul yang bengkak.
Sesegera mungkin setelah aku turun bis kota kucari alamat yang diberi Lyla meski tangan menggigil karena dingin. Setelah beberapa saat akupun masuk ruang praktek miss Jana yang seorang terapis itu. “dobry den”, sapaku ke miss Jana yang sedang sibuk memberi suatu resep kepada seorang pasien. Sapaan dobry den mungkin sama dengan halo, ataupun selamat siang dan selamat sore dalam Bahasa Indonesia. Aku pun diminta berbaring untuk diobservasi dan di terapi di tempat yang disediakan.. Setelah selesai dia, menyaranku untuk ke dokter bedah tulang di rumah sakit. Setelah membayar akupun balik ke pemberhentian bis yang tidak berwujud halte tapi hanya berwujud rambu bergambar bis tapi memiliki kotak digital kuning.
Keesokan paginya tak sabar aku ingin segera menceritakan pengalamanku ke Lyla, akupun menunggunya di dapur sambil memasak tunaku yang 2 hari lalu kubeli di mall Globus langgananku dan juga mall terdekat dari apartemenku. Saat kulihat Lyla pagi itu dengan kaos ketat warna merah dipadu hot pants warna putihnya dengan rambut blonde ikalnya yang tergerai membuatnya makin cantik dan seksi. Dengan ramah kusapanya,
”Selamat pagi Lyla”, dengan ekspresiku seramah dan selembut mungkin, dengan senyum yang kubuat semanis yang kubisa, akan tetapi ekspresinya Lyla sungguh diluar dugaanku, dengan wajah super jutek, raut wajah yang memerah karena marah dia mengabaikan sapaanku. Dengan nada sedikit keras cenderung kasar dan sikap yang jutek seperti yang biasa dia tunjukkan diapun menimpali sapaanku,
”Hei kamu, kalau pagi jangan masak”. Dia sambil berkacak pinggang melanjutkan, Matanya sedikit memerah dan mimiknya tanpa senyum.
”Kamu paham aku tidak suka bau tuna pagi- pagi”, sorot matanya menatapku marah. Akupun diam lantas kujawab,
“Bukankah sudah 3 hari aku masak ini?” kenapa baru hari ini kamu marah?” sergahku, aku tak mau begitu saja di komplain tanpa sebab. Apalagi beberapa kejadian teman – teman Asia , Afrika, juga para Latina dan Latino sering menunjukkan kalau orang – orang dari benua Eropa merasa lebih superior.Lagian pikirku aku memasak di tempat yang tepat, yaitu dapur. Lyla tidak menjawab, mungkin dia kebingungan merangkai alasan menjawabku, dia lantas hanya masuk sambil membanting pintu kamarnya,
Braaakkk’, dia membanting pintu kamar dengan keras untuk menunjukkan kemarahannya dan mungkin juga kejengkelannya. Akupun hanya bisa memandangnya sambil tersenyum,
Usai memasak aku pun lantas masuk kamar seperti biasa untuk menikmati tuna gorengku, lalu seorang teman yang bertubuh jangkung dan juga sangat kukenal karena dia di depan kamarku tinggalnya dan berasal dari Belanda, yang bernama Ellias mengetuk pintu kamarku. Kemudian kupersilahkan dia masuk dan duduk. Ellias ini selain tinggal di tepat di depan dia juga temanku bicara di saat senggang sehari – hari, maklum di apartemen Eropa sikap menutup diri di kamar dan privasi sangat dijaga. Dia ini berasal dari Utrecht, kota keempat terbesar di Belanda yang secara georafis ada di tengah- tengah negara raja Alexander. Usianya ellias masih muda sekitar 23 tahun dengan tinggi menjulang, sekitar 197 cm. Dia jurusan ekonomi di Universitas Palacky samadenganku universitasnya Cuma lain jurusan, lantas tiba – tiba dia tersenyum dan berkata,
“Kamu sepertinya tidak paham budaya kami, kaum muda Eropa.”
Dia membetulkan posisi duduknya yang terlihat kurang nyaman dan melanjutkan,
“Aku kemarin sempat tahu Lyla masuk kamarmu dan mendekatimu. Aku juga dengar pertengkaran kalian pagi ini. Kalau kamu tahu cewek yang mendatangi cowok itu disini di tradisi orang muda Eropa berarti “ingin bercinta denganmu” lanjutnya sambil mengernyitkan dahinya dia berusaha menjelaskan seraya sedikit tersenyum. Aku hanya bisa mengangguk tanda aku paham tetapi berasa bingung dengan kebiasaan yang benar – benar beda itu. Aku menatap pucuk – pucuk daun yang diterpa salju tipis karena semalam salju turun sedikit. Aku mengusap wajahku sambil menghela nafas panjang, karena kegalauan dan kebingungan yang melayang – laying di benakku.
Keesokan pagi kulihat Lyla mengangkut kopernya dan saat sekilas ku pandang si Ellias dia bilang sambil sedikit berbisik, dia akan pindah ke apartemen sebelah. Akupun tidak bisa berkata – kata, hanya diam seribu Bahasa, seraya berkata cewek Yunani Itu…
***
چوق يوناني إتو..
چوق يوناني إتو نام ڤڠڬيلنڽ ليلا، سئورڠ مهاسيسوي ڤروڬرم ارسموس ڤلوس اسل نڬري ڤارا دوا دان دوي يوناني دان مڠمبيل جوروسن تراڤي. ڤممبوائنڽ يڠ جوتك ممبواتكو كورڠ بڬيتو سوك مليهت ديا يڠ تيڠڬل د بلوق يڠ سام دڠنكو. سبنرڽ دڠن رمبوت إكلڽ واجهڽ چوكوڤ چنتيك مسكي تيدق سچنتيك هلن يڠ جادي ربوتن راج سڤرت مينلاوس دان ڤاڠرن تروي برنام ڤاريس هيڠڬ ترجادي ڤرڠ تروي يڠ ملڬندا إتو. هيڠڬ سواتو ڤاڬي سكيتر ڤوكول ٧.٠٠ كجاديان يڠ منوروتكو چوكوڤ انه ڤون ترجادي ڤادا ڤاڬي إتو. ديا ترسڽوم مانيس سمانيس يڠ ديا بيس، رمبوت إكلڽ يڠ ڤيرڠ ديبياركن ترڬراي، باجو تيدورڽ يڠ سكسي ماسيه ملكت د توبوهڽ يڠ چوكوڤ سينتل دان سجوروس كموديان ديا ڤون منوجو ك كامركو يڠ سديكيت تربوك سچارا توب-تيب. سائت ڤينتو كامركو تربوك سديكيت دان اكو سدڠ ممباچ ارتيكلكو يڠ رووت تركايت فيلسافت اليرن اوستريا سڤرتي كراڠن چرنڤ دان ڤوڤڤر، تيب-تيب ديا تنڤ تردوڬ مڽلونوڠ ماسوق ك كامركو دان برتاڽ ڤداكو،