Riausastra.com – Nandung merupakan salah satu sastra lisan dan sudah menjadi khazanah budaya yang begitu bernilai bagi masyarakat Riau. Nandung sebagai kesenian lisan dapat menjadi cerminan jati diri dan kekayaan budaya masyarakat Melayu di wilayahnya. Nandung sudah berkembang sejak lama di Riau, dan menjadi salah satu identitas yang tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat Riau. Segala bentuk perasaan, pemikiran, dan pengalaman hidup yang berkesan dapat terekspresikan melalui Nandung.
Lantunan syair indah yang terkandung dalam Nandung begitu bermakna dan dapat menyampaikan nilai-nilai luhur budaya Riau. Sayangnya, keberadaan Nandung di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang kian pesat, sudah mulai “terancam”. Banyak kalangan yang menganggap Nandung usang dan kurang relevan dengan perkembangan zaman. Anggapan ini perlu dikritisi, mengingat pentingnya melestarikan warisan budaya lokal sebagai bentuk penghargaan terhadap identitas daerah. Walaupun di sisi lain, kita tidak dapat memungkiri bahwa laju perkembangan zaman sudah begitu dalam memengaruhi budaya hidup dalam masyarakat.
Kenyataan ini secara tidak langsung dapat menggerus budaya tradisional dalam kehidupan masyarakat Riau. Namun, di sinilah konteks tantangannya, bagaimana upaya untuk pemertahanan dan pelestarian kesenian lisan seperti Nandung. Nandung dalam budaya masyarakat Riau merupakan identitas yang tak terpisahkan. Ia menjadi salah satu manifestasi dari kekayaan dan keunikan budaya Riau yang mesti dipertahankan dan dilestarikan. Mengapa tidak, karena dengan Nandung kita dapat mewariskan dan membelajarkan ke generasi muda mengenai akar budaya mereka, serta mengajarkan untuk menghargai warisan leluhur yang telah diwariskan secara turun-temurun. Nandung lestari dalam masyarakat berarti kita sudah lestarikan nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya.
Nilai Budaya dan Kearifan Lokal dalam Nandung
Lantunan yang dituturkan dalam Nandung mengandung khazanah nilai-nilai budaya dan kearifan lokal yang begitu berharga, yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Setiap kali Nandung dilantunkan, kita dapat merasakan keindahan dan kehalusan bahasa Melayu yang terpancar dari setiap kata yang dilantunkan. Nandung memiliki potensi yang besar untuk menjadi media pembelajaran yang efektif dalam menanamkan nilai-nilai luhur bagi generasi muda. Melalui Nandung, kita dapat menemukan pesan-pesan tentang kebaikan, keihklasan, keharmonisan, dan kebijaksanaan hidup yang begitu relevan dengan tantangan dan kondisi zaman saat ini.
Nandung bukan sekadar sebuah tradisi kuno, melainkan sebuah warisan budaya yang sarat makna dan nilai-nilai kehidupan. Kita dapat mengajarkan kepada generasi muda tentang pentingnya menghargai diri, menghormati sesama, hidup selaras dengan lingkungan serta dapat mengajarkan tentang perilaku yang mulia. Berikut adalah contoh syair dalam Nandung oleh Ahmad Darmawi.
La Ilaha Illallah
Muhammad Rasulullah
Pualam diasah licinnya meningkat
Susun bertembung–nak sayang-uratnya merah
Dengan Bismillah membuka kalimat
Semoga nandung-nak sayang-membawa berkah
Rebung bambu iris iriskan
Perahlah santan-nak sayang-tanak berkuah
Dudu si dudu bunda nandungkan
Dengarlah intan-nak sayang-nandung petuah
Indah nian bunga di taman
Teman dilingkung-nak sayang-kawat berduri
Selama ananda dalam kandungan
Sakit dan perih-nak sayang-bunda alami
Melestarikan Nandung sebagai Identitas Budaya Riau
Upaya pelestarian Nandung sebagai warisan budaya Riau menjadi sangat penting untuk dilakukan. Selain sebagai bentuk penghargaan terhadap identitas budaya lokal, pelestarian Nandung juga dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat. Ada beberapa manfaat yang dapat kita petik ketika Nandung dapat terpelihara dan terwariskan. Pertama, melalui Nandung, kita dapat membelajarkan generasi muda mengenai sejarah, tradisi, dan nilai-nilai budaya dalam masyarakat Melayu Riau. Hal ini dapat membantu mereka memahami akar budaya mereka dan menumbuhkan rasa bangga serta cinta terhadap warisan budaya daerah.
Kedua, Nandung sangat potensial untuk dijadikan sebagai objek wisata budaya yang memiliki daya tarik. Upaya pelestarian yang dapat dilakukan, seperti mengadakan festival atau pertunjukan. Hal ini dapat menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang ke Riau. Hasil dari kegiatan ini akan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat sehingga mendorong pengembangan industri pariwisata berbasis budaya lokal.
Ketiga, Nandung dapat dijadikan sebagai media pembelajaran sastra yang efektif di sekolah tingkat dasar dan menengah. Melalui Nandung, murid dapat mempelajari dan memahami bahasa Melayu, sastra, dan nilai-nilai budaya Melayu Riau. Upaya ini dapat membantu menanamkan rasa kecintaan dan kebanggaan terhadap identitas budaya daerah sejak dini.
Terakhir, Nandung yang dilestarikan juga dapat berkontribusi untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang sastra lisan dan budaya Melayu. Pelaksanaan penelitian yang mendalam tentang kesenian lisan Nandung dapat mengungkap beragam kekayaan intelektual dan kreativitas masyarakat Melayu Riau yang mesti diapresiasi. Nandung mencerminkan kearifan lokal dan identitas budaya yang unik.
Tantangan dan Upaya Pelestarian Nandung
Pelestarian Nandung tentu tidaklan mudah, akan terhampar beragam tantangan yang mesti dihadapi secara serius. Tantangan yang akan hadir, pertama bergesernya minat dan pemahaman generasi muda terhadap Nandung. Secara umum generasi muda akan lebih terpikat dengan budaya populer dan bahkan tidak apresiatif dengan warisan budaya lokal. Kenyataan pahit ini, dapat kita atasi secara bersama melalui proses edukasi dan sosialisasi yang masif di lingkungan sekolah serta dalam keseharian kehidupan masyarakat.
Kedua, belum optimalnya dukungan dan perhatian dari pemerintah daerah atau setempat. Berbicara tentang proses pelestarian Nandung, tentu diperlukan komitmen dan dukungan nyata dari pemerintah daerah dan setempat, baik dalam bentuk kebijakan, pendanaan, maupun beragam program yang konkret. Pemerintah eloknya memiliki visi yang konsisten dalam hal pelestarian budaya daerah dan kearifan lokal.
Ketiga, perlu optimalisasi dalam kegiatan dokumentasi dan inventarisasi yang memadai tentang Nandung. Keragaman nilai-nilai penting dari Nandung yang belum terdokumentasi secara maksimal dapat menyulitkan upaya pelestarian dan pengembangan ke depan. Oleh karena itu, diperlukan proses dokumentasi dan penelitian yang komprehensif untuk merawat kelestarian Nandung dalam masyarakat Riau.
Meskipun akan terhampar 1001 tantangan, kita harus tetap optimis dalam upaya pelestarian Nandung agar terus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan. Terkait optimisme dalam pelestarian Nandung terdapat beberapa inisiatif yang dapat dilaksanakan secara berkolaborasi, diantaranya (1) menumbuhkan kebanggaan dan apresiasi masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Nandung; (2) mengajak pemerintah daerah untuk melahirkan kebijakan dan program nyata dalam pelestarian Nandung; (3) optimalisasi dokumentasi, inventarisasi, dan penelitian yang komprehensif tentang Nandung; dan (4) mengintegrasikan Nandung ke dalam kurikulum pendidikan dasar di daerah Riau.
Penutup
Nandung merupakan kesenian lisan yang perlu diwariskan karena sangat bernilai bagi masyarakat Riau. Nandung bukan sekadar mencerminkan jati diri, keunikan dan identitas budaya Melayu Riau, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur yang sangat penting untuk dilestarikan. Upaya pelestarian Nandung harus dilakukan secara serius dan berkelanjutan, agar warisan budaya ini dapat terus memperkaya kehidupan masyarakat Riau. Nandung merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang patut kita banggakan dan dijaga keberadaannya.
Dengan memahami dan menghargai nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Nandung, kita dapat memperkuat jati diri dan identitas budaya Melayu Riau, serta memberikan kontribusi yang berharga bagi kekayaan budaya Indonesia. Bersama-sama, kita dapat menjaga dan meneruskan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Nandung kepada generasi mendatang, agar mereka dapat mewarisi dan memperkaya kekayaan budaya Nusantara.
***
سني نندوڠ: منجاڬ واريسن بوداي رياو يڠ برهرڬ
نندوڠ روڤاكن ساله ساتو سسترا ليسن دان سوده منجادي خزانه بوداي يڠ بڬيتو برنيلاي باڬي مشراكت رياو. نندوڠ سباڬاي كسنيان ليسن داڤت منجادي چرمينن جاتي ديري دان ككيائن بوداي مشراكت ملايو د أيلايهڽ. نندوڠ سوده بركمبڠ سجق لام د رياو، دان منجادي ساله ساتو إدنتيتس يڠ تق ترڤيسهكن دالم كهيدوڤن مشراكت رياو. سڬالا بنتوق ڤرسائن، ڤميكيرن، دان ڤڠلامن هيدوڤ يڠ بركسن داڤت تراكسڤرسيكن ملالوي نندوڠ
لنتونن شائير إنده يڠ تركندوڠ دالم نندوڠ بڬيتو برمكن دان داڤت مڽمڤايكن نيلاي-نيلاي لوهور بوداي رياو. سايڠڽ، كبردائن نندوڠ د تڠه اروس ڬلوباليساسي دان مودرنيساسي يڠ كيان ڤست، سوده مولاي ترنچم، باڽق كلاڠن يڠ مڠڠڬڤ نندوڠ اوسڠ دان كورڠ رلۋن دڠن ڤركمباڠن زامن. اڠڬاڤن إتو ڤرلو ديكريتيسي، مڠيڠت ڤنتيڠڽ ملستاريكن واريسن بوداي لوكل سباڬاي بنتوق ڤڠهرڬائن ترهادڤ إدنتيتس دائره. والاوڤون د سيسي لاين، كيت تيدق داڤت مموڠكيري بهوا لاجو ڤركمباڠن زامن سوده بڬيتو دالم ممڠاروهي بوداي هيدوڤ دالم مشراكت
كڽتائن إني سچارا تيدق لڠسوڠ داڤت مڠڬروس بوداي تراديسيونل دالم كهيدوڤن مشراكت رياو. نامو، د سينيله كونتكس تنتاڠنڽ، بڬايمان اوڤاي اونتوق ڤمرتهانن دان ڤلستاريان كسنيان ليسن سڤرتي نندوڠ. نندوڠ دالم بوداي مشراكت رياو مروڤاكن إدنتيتس يڠ تق ترڤيسهكن. إي منجادي داله ساتو مانيفستاسي داري ككيائن دان كئونيكن بوداي رياو يڠ مستي ديڤرتاهنكن دان ديلستاريكن. مڠاڤ تيدق، كارن دڠن نندوڠ كيت داڤت مواريسكن دان ممبلاجركن ك ڬنراسي مودا مڠناي اكر بوداي مرك، سرت مڠاجركن اونتوق مڠهرڬاي واريسن للوهور يڠ تله ديواريسكن سچارا تورون-تمورون. نندوڠ لستاري دالم مشراكت بررتي كيت سوده لستاريكن نيلاي-نيلاي ڤوسيتيف يڠ تركندوڠ د دالمڽ
Masyaallah, keren skali . Sangat berkesan dihati melihat pemuda bangsa masih peduli dengan warisan leluhur