Riausastra.com – Film Home Sweet Loan merupakan film Indonesia, tayang perdana pada bulan September tahun 2024. Film ini menarik pehatian penonton hingga saat ini masih jadi perbincangan masyarakat. Film Home Sweet Loan tersebut diadaptasi dari novel yang berjudul serupa karangan Almira Bestari, terbit pada tahun 2022. Bercerita seorang gadis bernama Kaluna yang menjadi sandwich generation, bercita-cita ingin memiliki rumah sendiri. Kisah yang ditampilkan sangat relate bagi sebagian masyarakat mengalami nasib yang sama seperti Kaluna, menjadi tulang punggung keluarga dan selalu mengalah.
Penulis memilih membahas topik ini dikarenakan film Home Sweet Loan menceritakan perjuangan tulang punggung keluarga yang hampir dari sebagian masyarakat mengalami hal yang sama. Topik ini memberikan banyak pandangan bagi setiap orang mengenai sandwich generation yang kerap kali disebut-sebut. Essai ini penulis bahas menggunakan teori formula Cawelti, karena teori ini dapat menemukan formula ataupun menumpas alasan-alasan mengapa film ini sangat menjadi daya tarik masyarakat.
Formula secara umum ditulis oleh Cawelti (1976: 1) adalah struktur naratif atau konvensi dramatis yang digunakan dalam sejumlah besar karya individu. Pola-pola cerita populer ini adalah perwujudan dari bentuk-bentuk cerita dasar dalam hal materi budaya tertentu. Formula adalah kombinasi atau sintesis sejumlah konvensi budaya tertentu dengan bentuk cerita atau pola dasar yang lebih kata lain, formula didefinisikan secara khusus oleh struktur naratif yang dapat diprediksi. Kisah-kisah formula menggabungkan plot yang telah digunakan kembali begitu sering sehingga mudah dikenali. Mungkin plot formula yang paling digemari masyarakat saat ini adalah plot melodrama dan komedi, karena tidak hanya menampilkan kisah yang menguras emosi penonton, juga menampilkan sedikit komedi sehingga membuat penonton merasa tidak jenuh dan terbawa suasana.
Melodrama menurut KBBI adalah pergelaran, sandiwara atau film, dengan lakon yang sangat sentimental, mendebarkan, dan mengharukan, yang lebih mengutamakan ketegangan daripada kebenaran, lakon modern yang serius, tetapi yang belum dapat disebut sebagai drama duka, pergelaran seni deklamasi yang diiringi musik. Genre melodrama dalam film sangat digandrungi masyarakat saat ini karena menampilkan kisah yang menyayat hati, membuat penonton terbawa emosi, dan relate dengan kehidupan masyarakat. Maka tidak heran film yang bergenre melodrama ini cukup populer. Apalagi ketika film itu ditambah bumbu-bumbu komedi, sehingga penonton merasakan perbedaan film melodrama itu dengan yang lainnya.
Dalam menentukan genre, penulis sering kali melihat persamaan dari cerita-cerita lain yang sebanding dan menentukan suatu persamaan yang memunculkan persamaan dan kontras sehingga dapat dilihat jenis atau kelasnya (Adi, 2011: 203). Formula menyinggung karakteristik yang tidak umum terkait dengan struktur suatu karya ilmiah. Dalam perkembangan tulisan yang lazim, ada satu istilah yang sangat penting, yaitu formula. Seperti persamaan kalkulasi, persamaan adalah bagian dari kategori yang dapat dikenali oleh banyak orang. Di dalam genre, ada formula tertentu yang memungkinkan kita memutuskan atau setidaknya menebak termasuk genre mana ceritanya. Genre ini juga telah disesuaikan dalam industri film. Penyortiran memungkinkan produser mengirimkan film menggunakan pedoman tertentu.
Formula pertama dapat dilihat dari judul film yaitu “Home Sweet Loan” jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yang artinya rumah adalah tempat yang dicintai dan diidamkan, tetapi ada komitmen finansial yang melekat pada kenyamanan tersebut. Dilihat dari judul, film ini menggambarkan bahwa rumah adalah tempat pulang, kemanapun pergi pasti akan kembali pulang ke rumah, karena rumah merupakan tempat berkumpul, tempat istirahat, tempat menyurahkan lelah dan amarah. Rumah yang disebutkan dalam film ini bisa berbentuk petemanan, cinta, dan keluarga. Walaupun pada awalnya, rumah yang dimaksud adalah lingkungan pertemanan namun pada akhirnya akan kembali pada yang benar-benar disebut rumah yaitu keluarga.
Formula kedua adalah pemain dan karakter dalam film. Pemain dan karakter dapat menjadi suatu sebab kepopuleran sebuah film, entah karena artis yang cukup terkenal atau dari caranya membawakan karakter. Yunita Siregar berperan sebagai Kaluna selaku pemeran utama dalam film ini mengaku tidak begitu sulit memerankan karakter Kaluna karena merasa Kaluna sama dengan dirinya. Karakter Kaluna dalam film ini menjelaskan dan merepresentasikan perasaan penonton yang memiliki masalah yang sama dengannya sebagai tulang punggung keluarga. Wataknya yang mudah mengalah, pekerja keras, lembut, dan mementingkan orang lain ketimbang diri sendiri sudah cukup menggambarkan bahwa Kaluna lah yang menjadi alasan hidupnya keluarga di rumah itu. Pemain yang digemari masyarakat lainnya yaitu Danan, berperan sebagai teman laki-lakinya Kaluna yang berujung mencintai gadis itu. Danan digambarkan dalam film sebagai laki-laki gentle, tegas dan kharismatik, sehingga tidak sedikit dari mereka yang tergila-gila dengan Danan sampai ingin menonton film itu berkali-kali. Penonton berharap laki-laki seperti Danan ada dalam kehidupan nyata, karena karaker yang ia perankan merupakan idaman semua orang. Hal itu cukup menjadi alasan bahwasanya pemain dan karakter merupakan salah satu formula kepopuleran suatu film. Karena jika pemain kurang bisa membawakan karakter, maka film tersebut terlihat kurang menarik dan tidak menonjol.
Formula berikutnya adalah tema. Tema cerita juga menjadi bagian penting dalam analisis formula. Film Home Sweet Loan secara keseluruhan membahas tema kekeluargaan, cinta, dan pertemanan. Tema yang cukup kompleks ini memberikan sensasi kenyamanan bagi penonton karena mencakup realita kehidupan yang dibutuhkan. Tema keluarga, sebagian orang akan sensitf jika membawa hal keluarga, mereka akan cenderung sedih dan terbawa suasana. Setiap orang memiliki peran penting dalam keluarga, namun setiap peran pasti memiliki tugas yang berbeda-beda. Kaluna sebagai tulang punggung keluarga tentu memilki peran yang teramat penting dibandingkan anggota keluarga lainnya. Kaluna menjadi alasan mereka berada di sana dan hidup layaknya keluarga yang utuh. Kaluna rela menghemat uang gajinya hanya untuk membeli rumah untuknya dan keluarga. Sangat relate dengan sandwich generation yang memiliki pengalaman yang sama dengan Kaluna. Tidak hanya membahas mengenai keluarga, tema lainnya yaitu percintaan, film ini menambahkan bumbu-bumbu romantis sehingga penonton ikut terbawa perasaan. Danan yang pada mulanya hanya menganggap Kaluna sebagai teman dekatnya ternyata diam-diam menyukai Kaluna, perhatian-perhatian kecil yang diberikannnya pada Kaluna membuat penonton teharu. Selanjutnya pada tema pertemanan, masyarakat menganggap Kaluna tidak beruntung perihal keluarga tapi beruntung soal pertemanan. Teman-teman Kaluna yang dipaparkan dalam film terlihat sangat tulus, mereka setiap saat menemani Kaluna termasuk menemani Kaluna mencari rumah. Tema-tema yang digambarkan dalam film menjadi perbincangan bagi masyarakat karena masuk kriteria film yang mereka inginkan.
Formula yang terakhir adalah genre. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, genre menjadi daya tarik penonton, pada film Home Sweet Loan ini memakai genre melodrama dan sedikit komedi, hal tersebut menjadikan film ini cukup berbeda dari film yang begenre melodrama lainnya. Biasanya film yang bergenre melodrama akan fokus pada genre tesebut sehingga cerita yang dipaparkan hanya terkesan sedih, haru, emosi, dan amarah penonton. Cukup berbeda dengan film Home Sweet Loan, meskipun filmnya juga membawa emosi dan perasaan sedih, akan tetapi, ada sedikit humor yang memberikan sensasi baru dan mencampuradukkan emosi penonton. Seperti halnya ketika Kaluna dan teman-temannya pergi untuk melihat rumah yang akan Kalun beli, akan ada adegan-adegan lucu yang membuat penonton tertawa.
Film Home Sweet Loan ini juga menggambarkan culture yang tejadi di masyarakat, seperti akan ada seorang anak baik itu anak sulung, tengah, tunggal, ataupun bungsu, yang nantinya akan menjadi tulang punggung keluarga. Masalah yang seperti tidak sedikit ditemukan di masyarakat, mengapa harus anak bungsu? Mengapa harus anak sulung? Akan ada banyak pertanyaan-pertanyaan mengapa mereka yang menjadi garda terdepan untuk keluarga. Jika dilihat dari komentar-komentar netizen di sosial media, tidak sedikit dari mereka mengalami kejadian yang serupa. Maka sudah dipastikan hal ini sudah menjadi culture atau budaya bagi masyarakat Indonesia yang menjadikan anak sebagai penerus masa depan sehingga anak tersebut tidak memiliki ruang untuk diri sendiri. Budaya seperti ini sulit dihapus dikarenakan mereka yang menjadi tulang punggung keluarga itu ikhlas memberikan yang dia punya untuk keluarga. Begitupun Orang tua yang tubuhnya sudah keriput dan mudah kelelahan membuat semua tanggung jawabnya sudah saatnya diberikan kepada anaknya.
Dengan demikian sudah jelas mengapa film Home Sweet Loan sangat digemari masyarakat, seperti yang sudah dipaparkan. Dikarenakan beberapa formula diantaranya judul, pemain dan karakter, tema, dan yang terakhir genre. Kelima formula tersebut memberikan sebab halnya kepopuleran sebuah karya sastra dan film. Formula itu menjadi daya tarik penonton untuk menonton film tersebut dan membahasnya.
Daftar Pustaka
Astika, I Made. 2014. Analisis Formula “Diari Kambing Jantan” Karya Raditya Dika.
PRASI 9 (17) 21-29
Adi, Ida Rochani. 2011. Fiksi Populer: Teori & Metode Kajian. Yogyakarta: Pustaka Belajar
***
اناليسيس فورمولا ملودرام دالم فيلم “هوم سويت لون
” مڠڬوناكن تيوري چاولتي
فيلم هوم سويت لون مروڤاكن فيلم إندونسيا، تايڠ ڤردان ڤادا بولن سڤتمبر تاهون ٢٠٢٤. فيلم إني مناريك ڤرهاتيان ڤنونتون هيڠڬ سائت إني ماسيه جادي ڤربينچاڠن مشراكت. فيلم هوم سويت لون ترسبوت ديادڤتاسي داري نوۋل يڠ برجودول سروڤ كراڠن الميرا بستاري، تربيت ڤادا تاهون ٢٠٢٢. برچريت سئورڠ ڬاديس برنام كالون يڠ منجادي سنويچ ڬنراتيون، برچيت-چيت إڠين مميليكي رومه سنديري. كيسه يڠ ديتمڤيلكن ساڠت ريلت باڬي سباڬيان مشراكت مڠلامي ناسيب يڠ سام سڤرتي كالون، منجادي تولڠ ڤوڠڬوڠ كلوارڬ دان سلالو مڠاله