Riausastra.com – Hujan di bulan Desember selalu menyisakan kenangan bagi setiap orang. Kesejukan di musim hujan membuat alam bawah sadar kembali mengingatkan banyak hal yang telah dilalui. Kenangan memang tak selalu indah. Ada kalanya berupa kenangan pahit yang menggetirkan jiwa. Tergantung diri masing-masing, kenangan mana yang akan mendominasi perasaan di penghujung tahun.

Bercerita soal kenangan, kadang-kadang membuat hati menyisakan rindu. Agar kenangan tidak membuat larut semangatmu hari ini, maka isilah suasana musim hujan dengan secangkir teh adeni yang hangat.

Teh Adeni

Setiap menyeruput secangkir teh tentu saja ada citarasa yang sampai kepada penikmatnya. Aktivitas minum teh telah menjadi tradisi di berbagai tempat. Bagi setiap orang, minum teh adalah cara tersendiri untuk membuka pembicaraan. Ada kalanya kegiatan minum teh adalah cara untuk menjalin kedekatan dan keakraban dengan orang-orang tercinta. Ada kalanya juga, minum teh adalah sebuah bagian dari relaksasi diri untuk menemani kesendirian. Apapun motivasinya, aktivitas minum teh telah membudaya dan menjadi kearifan lokal di tengah-tengah masyarakat.

Foto : Azhar Gultom

Seperti siang kemarin. Aku memilih The Food Opera yang beralamat di Jalan Arifin Ahmad, Kota Pekanbaru, sebagai tempat untuk menikmati ketenangan. Suasana restoran khas Timur Tengah tersebut menawarkan suasana yang sangat nyaman.

Sambil mencari inspirasi tulisan, teh adeni telah tersaji di atas meja kayu berwarna kuning emas. Pandangan yang tertuju pada layar laptop diambil alih oleh aroma teh adeni yang menggoda. Hmmm, dari aromanya saja sudah terbayang kenikmatannya. Aku menyeruput teh hangat adeni sambil membiarkan aromanya memberikan terapi lewat indera penciuman.  

Teh adeni berasal dari Timur Tengah. Biasanya, teh adeni terbuat dari perpaduan antara air, pucuk daun camelia, berbagai rempah, serta susu. Rempah-rempah yang digunakan seperti kapulaga, cengkeh, kayu manis, dan lain-lain.

Cara penyajian dilakukan dengan menyedu daun camelia dengan air panas, campurkan rempah-rempah, dan tambahkan susu sapi murni serta gula pasir secukupnya. Aduk hingga semua bahan menyatu. Siap untuk diminum.

Jika ditanya soal rasa, ada kehangatan yang dirasakan oleh tubuh dan energi tubuh bertambah. Rasa sedikit pedas cukup menyegarkan tenggorokan. Cocok sekali dinikmati di saat musim penghujan seperti ini.

Jika ingin membuat sendiri di rumah, bisa juga. Namun, hasilnya bisa saja tidak senikmat yang telah disediakan oleh The Food Opera. Tinggal bersantai di Food Opera, secangkir teh adeni siap untuk menjadi minuman kesegaran dan kesehatan. Patut untuk dicoba.

Untuk makanan pendamping teh adeni, pramusaji menyajikan roti kering berbentuk segitiga berwarna putih. Di Timur Tengah sendiri, teh adeni biasanya disajikan bersama buah kurma. Tapi, pada kesempatan baik kemarin, aku hanya menikmati teh adeni dengan roti sambosa.

Roti Sambosa

Roti sambosa merupakan kuliner khas Timur Tengah. Bentuknya segitiga dan bisa dipadukan dengan berbagai rasa dan isi. Kulit roti bertekstur kering dan renyah. Roti sambosa yang telah disajikan berisi coklat dan bagian kulit luarnya ditaburi keju. Hmmm… Terbayang kan bagaimana rasanya? Jika ingin rasa lain, roti sambosa bisa juga berisi daging sapi atau daging kambing yang telah dibalur dengan rempah-rempah. Ada juga berisi daging ayam. Untuk para vegetarian, isi roti sambosa juga bisa berupa sayur-sayuran. Semua bisa di pesan sesuai keinginan di The Food Opera, Kota Pekanbaru.

Foto : Azhar Gultom

Langit kembali mendung setelah semalaman Bumi Lancang Kuning diguyur hujan deras. Bulan Desember merangkak satu-satu meninggalkan tahun 2019. Segala masa yang telah berlalu terbungkus rapi dalam sebuah kenangan.

Jangan biarkan kenangan Desember tahun 2019 berakhir tanpa cerita indah. Ajaklah keluarga, para sahabat, rekan kerja, dan siapa saja untuk menguatkan kebersamaan dan merencanakan masa depan. Pastikan, tempat terbaik yang akan dijadikan sebagai latar adalah The Food Opera. Semoga kenangan masa lalu abadi dalam cerita, dan semoga masa depan terencana sempurna. selamat menikmati.

10 KOMENTAR

  1. Untuk sekarang sudah sangat jarang ditemukan tempat semacam itu. Jadi salut dan nostalgia kalau masih ada. Nice share gan… Saya jadi lebih tahu. Kapan-kapan maen kesana dah, ehehehh….

Tinggalkan Balasan ke BLOG MILITER Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini