ilustrasi: istimewa
Judul Buku: Aku Juga Ingin Dianggap
Penulis: Wulan Dwi Biraeng
Penerbit: Mediakita
Kota Terbit: Bulukamba, Sulawesi Selatan
Tahun Terbit: 2024
Tebal: 152 halaman
ISBN: 978-979-794-814-6
Genre: Fiction
Harga: Rp. 75.000

Riausastra.com – Terkadang, rasa diabaikan  bisa lebih menyakitkan dibandingkan dengan kemarahan. Dalam dunia sastra remaja Indonesia, topik kesepian dan pencarian jati diri selalu menjadi pembicaraan yang menarik. Novel Aku Juga Ingin Dianggap karya Wulan Dwi Biraeng menjadi cermin bagi perasaan banyak remaja yang sering merasa tidak dihargai. Dengan gaya menceritakan yang hangat dan penuh perasaan, Wulan menyajikan kisah yang mampu memicu empati pembaca. Setiap halaman novel mengajak kita berpikir tentang pentingnya perhatian dan letak diri kita di tengah kehidupan yang sibuk. Buku ini tidak hanya sekadar cerita, tetapi juga gambaran yang mendalam mengenai kebutuhan manusia untuk diakui dan dicintai.

Setiap halaman dari Aku Juga Ingin Dianggap membawa suasana yang tenang namun penuh makna. Wulan Dwi Biraeng tidak menggunakan konflik besar, melainkan menghadirkan perasaan-perasaan kecil yang muncul dari kehidupan sehari-hari tokohnya. Pembaca diminta merasakan kesepian tanpa harus mengalami kesedihan yang terlalu dalam. Penggunaan kata-kata yang lembut dan alur cerita yang berjalan perlahan membuat perasaan tokoh utama terasa hangat dan nyata. Kisah yang tampak sederhana di permukaannya justru menyimpan pesan yang dalam tentang perhatian, kasih sayang, serta keberadaan diri yang sering kali terabaikan.

Tokoh utama dalam novel ini adalah Reyana, seorang gadis yang hidup dalam bayangan kakak kembarnya, Arlan, yang selalu menjadi pusat perhatian di keluarga. Sejak kecil, Reyana terbiasa berada di urutan kedua dan merasa keberadannya tidak benar-benar diakui. Meski hubungan keluarga terlihat harmonis, di baliknya tersembunyi kehangatan emosional yang membuat Reyana tumbuh dengan perasaan terabaikan. Dengan penggambaran karakter yang kuat, Wulan Dwi Biraeng membawa pembaca memahami sisi gelap dari perasaan iri, kesepian, dan kebutuhan akan pengakuan. Alur cerita yang berjalan perlahan membuat pembaca ikut merasakan perasaan tokoh utama tanpa harus menampilkan konflik yang terlalu berlebihan.

Ketegangan mulai terasa ketika Reyana mencoba mencari arti hidupnya sendiri, meski perhatian dari orang-orang terdekat terbatas. Upaya dia untuk meraih ruang dan pengakuan justru membawanya ke situasi tak terduga yang mengubah cara pandangnya terhadap dunia. Dalam proses tersebut, pembaca diajak untuk merasakan perasaan batin seorang remaja yang berusaha memahami arti kasih sayang dan menerima diri sendiri. Wulan menulis dengan gaya yang penuh refleksi, menciptakan suasana yang tenang namun penuh makna. Melalui cerita ini, ia menekankan betapa pentingnya kehadiran dan empati dalam membentuk kepribadian seseorang.

Wulan Dwi Biraeng menulis dengan sangat teliti dalam menggambarkan perasaan dan perubahan batin tokoh-tokoh ceritanya. Ia membawa pembaca masuk ke dalam dunia perasaan Reyana tanpa harus menggunakan banyak kata, melainkan melalui suasana dan alur cerita yang tenang. Hubungan keluarga yang tampak sederhana justru menjadi bagian paling kuat dalam cerita ini, karena di sinilah terasa jelas kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang. Setiap bagian dari kisah ini seolah mengajak pembaca untuk berhenti sejenak dan memikirkan makna kehadiran dan cinta dalam kehidupan sehari-hari. Sentuhan emosional yang diberikan membuat novel terasa hangat dan menyejukkan hati.

Di sisi lain, alur cerita dalam novel ini terasa berjalan dengan kecepatan yang tidak terlalu cepat. Ada beberapa bagian yang terasa agak panjang, terutama ketika menggambarkan perasaan tokoh utamanya. Kondisi ini mungkin membuat pembaca perlu sedikit bersabar untuk menyusuri ceritanya. Namun, gaya penulis yang lembut dan tenang justru menambahkan suasana yang menyentuh. Dengan ritme yang santai, penulis mampu menyampaikan pesan yang dalam tanpa harus menghadirkan konflik yang berlebihan. Novel ini juga meninggalkan kesan mendalam mengenai perjalanan seorang remaja mencari identitasnya di tengah rasa kesepian. Secara keseluruhan, Aku juga Ingin Dianggap menjadi bacaan yang mampu menyentuh hati dan meninggalkan kesan hangat setelah dibaca. Wulan Dwi Biraeng berhasil menyajikan cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, terutama bagi mereka yang pernah merasa diabaikan. Alur ceritanya mengalir dengan lembut, sehingga pembaca bisa perlahan merasakan perasaan tokoh utamanya. Melalui novel ini, pembaca diajak untuk menyadari bahwa perhatian kecil bisa memiliki makna besar bagi seseorang. Buku ini cocok dibaca oleh remaja, orang tua, atau siapa pun yang ingin memahami pentingnya kehadiran dan kasih sayang dalam hubungan keluarga.

***

رسنسي نوۋل “اكو جوڬ إڠين دياڠڬڤ” كريا وولن دوي بيرايڠ: سوارا سوڽي داري باليك بياڠن

تركادڠ، راس ديابايكن بيس لبيه مڽاكيتكن ديبنديڠكن دڠن كمراهن. دالم دونيا سسترا رماج إندونسيا توڤيك كسڤيان دان ڤنچاريان جاتي ديري سلالو منجادي ڤمبيچرائن يڠ مناريك. نوۋل اكو جوڬ إڠين دياڠڬڤ كريا وولن دوي بيرايڠ منجادي چرمين باڬي ڤرسائن رماج يڠ سريڠ مراس تيدق ديهرڬاي. دڠن ڬاي منچريتاكن يڠ هاڠت دان ڤنوه ڤرسائن، وولن مڽاجيكن كيسه يڠ ممڤو مميچو امڤاتي ڤمباچ. ستياڤ هلامن نوۋل مڠاجق كيت برڤيكير تنتڠ ڤنتيڠڽ ڤرهاتيان دان لتق ديري كيت د تڠه كهيدوڤن يڠ سيبوق. بوكو إني تيدق هاڽ سكدر چريت، تتاڤي جوڬ ڬمبارن يڠ مندالم مڠناي كبوتوهن مانوسيا اونتوق دياكوي دان ديچينتاي

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini