Riausastra.com – Siniar Sanggam kembali menghadirkan perbincangan kaya nilai dan pengetahuan dalam episode ke-7 bertema “Menelusuri Etika Ekologis dalam Sastra Lisan Suku Kajang”, menghadirkan narasumber Dr. Jihad Talib, M.Hum., akademisi dari Universitas Muhammadiyah Bulukumba yang telah lama meneliti sastra lisan dan ekologi budaya masyarakat adat Sulawesi Selatan.

Dipandu oleh Listi Mora Rangkuti, S.S., M.Hum., perbincangan ini membuka cakrawala pemahaman tentang bagaimana kearifan lokal masyarakat Kajang menyatu dalam laku hidup, bahasa, dan tuturan yang sarat nilai-nilai ekologis. Sastra lisan dalam komunitas ini bukan hanya menjadi media pewarisan budaya, tetapi juga alat untuk menjaga keseimbangan alam.

Menurut Dr. Jihad, masyarakat Kajang memegang teguh falsafah hidup passang—kumpulan petuah dan larangan yang diturunkan leluhur dan diwariskan secara lisan antar generasi. Dalam passang, termuat etika ekologis yang kuat: larangan menebang pohon sembarangan, tidak mengganggu lebah atau udang sungai, serta kepercayaan bahwa manusia adalah “anak kandung dari tanah” yang tidak boleh kehilangan kedekatannya dengan bumi.

“Warga Kajang mengenakan pakaian serba hitam bukan hanya karena tradisi, tetapi karena hitam adalah warna dasar kehidupan. Ia simbol dari kesederhanaan, ketundukan pada alam, dan filosofi menyatu dengan bumi,” ujar Dr. Jihad.

Dalam sastra lisannya, masyarakat Kajang menuturkan mantra, kelong, hingga petuah adat yang mengandung pesan ekologis mendalam. Bahkan wilayah hutan dibagi secara filosofis: hutan larangan, hutan adat, dan hutan untuk pemanfaatan terbatas. Ini menjadi bentuk nyata bahwa sastra bukan sekadar cerita, tetapi panduan hidup yang sangat aplikatif.

Episode ini juga menyoroti tantangan pelestarian tradisi lisan di tengah era digital. Dr. Jihad mengingatkan bahwa teknologi boleh berkembang, namun nilai budaya tidak boleh ditinggalkan. “Budaya adalah benteng kehidupan. Silakan beradaptasi, tapi jangan lupakan akar,” pesannya.

Siniar Sanggam Episode 7 ini mengajak pendengar untuk tidak hanya memaknai sastra sebagai karya estetis, tetapi juga sebagai ruang pendidikan ekologis dan spiritual. Cerita tentang Suku Kajang menjadi pengingat bahwa merawat alam juga berarti merawat narasi dan nilai-nilai luhur yang tumbuh dari dalam bumi sendiri.

Episode lengkap dapat disaksikan di kanal YouTube Riau Sastra TV.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini