Hujan
Dalam waktumu hujan adalah ruang dikara penuh rasa manis
Bermacam-macam opera musim semi dipamerkan ceria
Safir, zamrud, kalimaya berapit menjadi ornamen ruangan
Seonggok mimpi melintas rapi sebagai adegan pembuka
Mars bahagia beralun bersama aprikot yang siap dipetik
Ruang lelap manismu pelan-pelan memanggil mayaku:
“Halo, helo, hai, amboi… kemari!”
… .
Aku terkesiap mencari kata untuk gayut jawab
Sebab dalam waktuku hujan adalah ruang tunggu paling sendu
Sepasang tunawisma menggigil penuh kuyup basah di sana
Anak-anak menatap tulisan cita-cita tanpa berani membacanya
Beberapa hewan dan tumbuhan berlomba menyemai sisa hidup mereka
Adakah simpang pertemuan untuk gema suaramu kekasih?
Sedang himne kepada sunyi terus berinkarnasi di sini
(Surakarta, 2021—2022)