sumber foto asli: pixabay

Hujan

Dalam waktumu hujan adalah ruang dikara penuh rasa manis
Bermacam-macam opera musim semi dipamerkan ceria
Safir, zamrud, kalimaya berapit menjadi ornamen ruangan
Seonggok mimpi melintas rapi sebagai adegan pembuka
Mars bahagia beralun bersama aprikot yang siap dipetik
Ruang lelap manismu pelan-pelan memanggil mayaku:
“Halo, helo, hai, amboi… kemari!”

… .
Aku terkesiap mencari kata untuk gayut jawab
Sebab dalam waktuku hujan adalah ruang tunggu paling sendu
Sepasang tunawisma menggigil penuh kuyup basah di sana
Anak-anak menatap tulisan cita-cita tanpa berani membacanya
Beberapa hewan dan tumbuhan berlomba menyemai sisa hidup mereka
Adakah simpang pertemuan untuk gema suaramu kekasih?
Sedang himne kepada sunyi terus berinkarnasi di sini

(Surakarta, 2021—2022)

Artikel sebelumnyaPuisi: Pulang
Artikel berikutnyaPuisi: Ziarah Sajak
Thomas Elisa
Lahir 21 September 1996 di kota Surakarta. Penulis tinggal di Pucangsawit RT 01/RW 03, Kecamatan Jebres, Surakarta. Penulis telah menempuh jenjang pendidikan di antaranya : TK Kristen Petoran (2001-2002), Sekolah Dasar Kanisius Pucangsawit (2002-2008), Sekolah Menengah Pertama Negeri 20 Surakarta, (2008-2011), Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Surakarta (2011-2014). Penulis juga telah menyelesaikan program Strata-1 di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) pada Juni 2018 lalu. Karya terbaru penulis adalah novel fiksi anak berjudul Bangunnya Peri Merah (2017) dan Hadiah Tak Terduga (2020). Penulis mengajar di SMA Kolese Loyola Semarang. Kontak Penulis: 085802474575 (WA/ Telefon). Email: thomithomas78@gmail.com, dan No rekening:00191-01-61-018746-7. Karya terbaru penulis dimuat dalam media Poros Pemalang (2021), Tegas.Id (2021) dan Opini.Id (2021), Sukusastra (2021), Ruangjaga (2021) dan terbaru Radar Pekalongan (2022).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini