sumber ilustrasi asli: bing

Rimau

Mau…
Apa yang kau mau…
Mengapa kau mengacau
Apa kau kena halau?

Mau…
Kulihat kau merapu
Di tepi sisa hutan Riau

Kau jadi terlihat rapuh
Hilang gagah belang
Apa tak ada lagi bentara
Untuk kau kunyah?

Mau…
Jangan sampai macam ikan Badau
Cukuplah kami terambau
Kena cekau

Menyuruklah Mau

***

ريماو

ماو
اڤا يڠ كاو ماو
مڠاڤ كاو مڠاچاو
اڤ كاو كن هالاو؟

ماو
كوليهت كاو مراڤو
د تڤي سيس هوتن رياو

كاو جادي ترليهت راڤوه
هيلڠ ڬاڬه بلڠ
اڤ تق ادا لاڬي بنتارا
اونتوق كاو كوڽه؟

ماو
جاڠن سمڤاي ماچم إكن باداو
چوكوڤله كامي ترمباو
كن چكاو

مڽوروكله ماو

Puisi ini dialihaksarakan oleh Riausastra.com. Jika terdapat kesalahan pada penulisan aksara Arab Melayu, mohon tunjuk ajarnya ke WA 0895622119785
Artikel sebelumnyaPuisi: Nyanyian Alam
Artikel berikutnyaRWCF 2024; Festival Mendongeng Berbahasa Melayu Riau Tingkat SMP Sederajat se-Provinsi Riau
Donal Devi Amdanata
Seorang doktor bidang akuntansi lulusan dari sebuah universitas di Malaysia. Dia sehari-hari beraktivitas sebagai dosen di Universitas Lancang Kuning. Sebelumnya, dia menghabiskan waktu dengan profesinya sebagai akuntan perusahaan. dia berkutat dengan deretan angka-angka dan laporan-laporan. Namun demikian, dia menyukai bidang sastra, khususnya sastra novel dan cerita pendek. Cerpennya yang berjudul “Perempuan Melayu Terakhir” pernah dimuat di harian Riau Pos sekitar tahun 2002-2003. Beberapa tulisan opininya juga terbit di harian Riau Pos. Bahkan tulisannya yang berjudul “Riau Truly Malay, Sebuah Branding” yang terbit di harian Riau Pos pada edisi bulan Desember 2009, telah menginspirasi salah satu kabupaten di Riau untuk menggunakan tagline “Truly Malay” tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini