Saya ngasih seratus ribu ke si bapak. Ternyata setelah saya kasi seratus ribu, dia doa. Nah ini nich poin pentingnya sedekah ke yang membutuhkan, tapi dia nggak minta-minta. Tulus. Lalu, si bapak doa, “Ya Allah, mudah-mudahan rezekinya lancar, berkah, bertambah, dan bahagia rumah tangganya.

Ustadz Hannan Attaki, Lc.

Riausastra.com – Kutipan ceramah di atas disampaikan oleh Ustadz Hanan Attaki, Lc. dengan tema “Kisah nyata keajaiban sedekah”. Ada satu hal yang menjadi pesan utama dari kutipan di atas, yaitu sudah selayaknya bersedekah kepada yang membutuhkan. Jika memberi kepada orang yang membutuhkan, sementara orang tersebut tidak meminta-minta, maka orang tersebut akan membalas pemberian tersebut dengan doa yang tulus. Kemudian, sambungan ceramah di atas, dijelaskan oleh Ustadz Hanan Attaki bahwa dalam waktu yang tidak berselang lama dari saat dia bersedekah, tanpa diduga dirinya mendapatkan hadiah sebesar dua ratus juta oleh seorang jamaah kajiannya.

Ustadz Hanan Attaki lantas meyakini bahwa hadiah tersebut murni karena Allah mengangkat doa si bapak yang menerima sedekah uang seratus ribu dan langsung Allah ijabah doa-doanya.

Rasulullah SAW bersumpah dengan nama Allah bahwa tidak akan pernah merugi orang yang bersedekah. Hal ini Allah kuatkan dalam Aquran sebagai berikut:

“Sesungguhnya orang-orang yang senantiasa membaca kitab Allah dan selalu mendirikan shalat serta terbiasa menyisihkan (infak) dari sedikit rizki yang telah Kami anugerahkan kepada mereka, baik infak secara diam-diam ataupun terang-terangan, mereka itu sedang mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi. Supaya Allah SWT menyempurnakan pahala kepada mereka dan menambah karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri”. (QS. Fathir : 29-30)

Dari dua ayat di atas, dapat diambil manfaat dari bersedekah, yaitu:

  • Sedekah merupakan sebuah perniagaan dengan Allah yang tidak akan pernah rugi.
  • Sedekah akan dibalas dengan balasan kebaikan sepuluh kali lipat, tujuh ratus kali lipat, bahkan tanpa batas.
  • Allah sempurnakan dan tambahkan karuniaNya berupa kebahagiaan, ketenangan, kehormatan, dan lain-lain.

Dari petikan ayat Al-Quran inilah yang mendasari niat Saya untuk ikut serta menebar kebaikan melalui sedekah. Saya menyadari sekali bahwa modal utama dalam menebar kebaikan adalah niat. Oleh sebab itu, niat untuk menebar kebaikan segera dibenahi agar jangan sampai bergeser dari tujuan dasarnya, yaitu karena Allah dan Rasul-Nya.

Pada hari yang cerah, angin sepoi-sepoi bertiup semilir menitipkan pesan kesejukan. Aroma Ramadan sudah mulai tercium, merasuk ke dalam pikiran dan hati. Terasa teduh sekali jiwa ini. Akan tetapi, waktu yang bergulir ternyata benar-benar pergi dan tidak akan pernah kembali. Bilangan usia yang bersisa, tidak pernah tahu akan sampai di angka berapa. Padahal, diri ini merasa belum bisa bermanfaat buat kemaslahatan orang lain.

Sekitar tiga tahun yang silam, saya mengajak suami untuk bertukar pikiran. Ada keinginan untuk membuat sebuah kegiatan sosial. Dengan ketiadaan uang, bisakah niat baik ini akan terlaksana? Bermodalkan niat dan kesungguhan, maka impian ini segera dieksekusi. Bismillah.

Ramadan di masa itu pun tiba. Mengetuk pintu hati orang-orang yang ingin membasuh diri dan memohon ampunan dari Sang Pemilik Kehidupan. Setelah mengumpulkan 54 orang remaja yang berdomisili di Kecamatan Rumbai Pesisir, akhirnya Pesantren Kilat dengan nama Sekolah Ramadan berhasil direalisasikan. Nekat sekali. Tanpa uang sepeserpun, kegiatan ini harus tetap terlaksana. Bagaimana dengan tempat, makan sahur, menu berbuka, bahkan biaya pemateri, apakah semua sudah ada? Jawabannya: belum. Solusinya? Biarlah Allah saja yang akan membukakan jalan dengan cara-Nya sendiri. Sebab, jika difikirkan sendiri, benar-benar tidak ketemu solusinya. Selanjutnya fokus pada niat dan ikhtiar saja.

Hari itu, 3 Ramadan 1438 H bertepatan dengan 12 Juni 2017, acara Sekolah Ramadan dibuka oleh Camat Rumbai Pesisir. Beberapa hari sebelum acara, saya menemui Pak Camat di kantornya dan menceritakan tentang niat untuk membuat Sekolah Ramadan kepada beliau. Ternyata niat baik ini mendapat tanggapan dan dukungan dari Pak Camat.

“Siapa pesertanya, Bu? Dimana lokasi kegiatannya?”

“Peserta berasal dari keluarga tidak mampu, Pak, yang merupakan anak-anak dari ibu-ibu penerima Program Keluarga Harapan yang berdomisili di Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru. Peserta diutamakan pada anak-anak remaja usia SMP dan SMA. Lokasi kegiatan rencana di MDA Masjid Paripurna Kecamatan, Pak.”

“Baik sekali ini. Saya dukung. Silakan buat surat permohonan peminjaman tempat ke pengurus Masjid Paripurna Kecamatan dan cantumkan nama saya sebagai pihak yang mengetahui dan berikan kepada pengurus masjid.”

“Mohon maaf sebelumnya, Pak. Sekolah Ramadan ini murni sebagai kegiatan sosial dan memang tidak memiliki dana kegiatan. Bahkan, peserta juga diberikan fasilitas gratis. Terus terang Pak, saya tidak memberikan insentif kepada Bapak saat mengisi acara Sekolah Ramadan nanti.”

“Tidak masalah. Saya tidak perlu dibayar. Nanti saya akan ikutan sedekah untuk membantu keperluan acara.”

Begitulah salah satu cara yang dilakukan saat menghubungi pemateri. Tema Sekolah Ramadan ini adalah “Menjadi Generasi Akhir Zaman”. Saya bersama suami membuat sebuah konsep Sekolah Ramadan dengan target menjadikan para remaja dari keluarga kurang mampu ini bisa menjadi generasi akhir zaman yang kuat secara akidah, kuat juga secara ekonomi. Sebab, kefakiran dekat sekali dengan kekafiran. Oleh karena itu, para pemateri yang diundang adalah para motivator sekaligus para pengusaha muslim.

Selanjutnya, suami menghubungi beberapa orang pemateri lainnya, seperti:

  • Indra Hanafi, S.Pd. (Motivator, Trainer dan juga sebagai pendamping PKH di kecamatan sebelah, yakni Kecamatan Rumbai)
  • Mas’ud Tahidin, S.Pt., M.M., CPHRM. (Trainer, Pengusaha/ Pemilik Syamil Food)
  • M. Sabarudi, S.T. (Pengusaha/ Pemilik O’Chicken)
  • Yusriadi, S.E., M.M. (Motivator dan Dosen)
  • Andi Widodo, S.Si. (Ustadz IKADI)

Sekolah Ramadan dibuka dengan alunan bacaan Al-Quran dari salah seorang peserta. Selanjutnya materi pertama tentang Kiat Sukses menjadi Abdi Negara yang Bermarwah disampaikan oleh Camat Rumbai Pesisir, Yuliarso, S.S.T.P., M.Si.. Setelah materi berjalan dengan hikmat, Pak Camat menginfakkan sejumlah uang untuk keperluan makan sahur para peserta Sekolah Ramadan.

Camat Rumbai Pesisir, Yuliarso, S.S.T.P., M.Si.. memberikan materi di Sekolah Ramadan.

Ternyata janji Allah itu benar-benar nyata. Persiapan untuk sahur memang belum ada. Pikiran sempat buntu. Bahkan sempat terpikir untuk meminta masing-masing orang tua para peserta untuk mengantarkan makanan sahur, meskipun hati ini berontak. Tapi, Allah berkata lain. Allah berikan dana untuk makan sahur melalui tangan Pak Camat. Pak Camat memang gemar sekali bersedekah. Tidak hanya di Sekolah Ramadan, di tempat lain demikian juga. Oleh karena itu, banyak yang mendoakan beliau agar sukses dalam karirnya dan bahagia rumah tangganya. Kabar terakhir yang diperoleh dari Pak Camat adalah saat ini beliau sedang menjabat sebagai Kadis Perhubungan Kota Pekanbaru.

Materi kedua cukup seru. Para peserta yang tidak semuanya berasal dari keluarga agamis dan berpendidikan, tentu saja butuh cara untuk mengendalikan kejailan-kejailan mereka. Pak Indra Hanafi yang juga seorang motivator, bisa membuat mereka merasa tertarik dengan kegiatan Sekolah Ramadan.

Indra Hanafi, S.Pd. memberikan materi di Sekolah Ramadan.

Demikian juga pemateri berikutnya yang memiliki latar belakang sebagai para motivator dan pengusaha, telah menyihir suasana Sekolah Ramadan menjadi sebuah peradaban yang berupaya untuk melahirkan para generasi terbaik. Sekolah Ramadan ini memang unik sekali. Para pematerinya  merupakan para public figure dan enterpreuneur sukses. Target dari Sekolah Ramadan adalah lahirnya generasi yang kuat secara iman dan mapan secara finansial. Jika perekonomian ummat muslim kuat, akan mudah mewujudkan ummat yang kokoh.

Satu hal yang paling unik adalah ketulusan hati dari para pemateri yang telah memberikan ilmunya kepada para peserta. Padahal saat mereka mengisi acara-acara training motivasi sehari-hari, mereka dibayar mahal oleh panitia pelaksana. Tidak ada training motivasi berbiaya murah di masa sekarang ini mengingat kebutuhan masyarakat akan pentingnya motivasi dalam menjalani kehidupan. Yang lebih menyentuh lagi adalah saat para pemateri tersebut mendonasikan sejumlah uangnya untuk kegiatan Sekolah Ramadan. Jangankan dibayar, mereka justru mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk keperluan berbuka dan makan sahur para peserta. Masya Allah. Inilah orang-orang yang benar-benar ingin berniaga bersama Allah dengan perniagaan yang tidak pernah rugi.

M. Sabarudi, S.T. memberikan materi di Sekolah Ramadan

Pak Sabarudi yang merupakan pengusaha sukses hadir di tengah-tengah peserta Sekolah Ramadan. Dengan gayanya yang santai, membuat para peserta termotivasi untuk membangun mimpi-mimpi mereka. Anak-anak remaja yang juga merupakan peserta Sekolah Ramadan turut serta mendoakan Pak Sabarudi. Dengan izin Allah dan atas doa-doa tulus dari orang-orang yang menyayangi Pak Sabarudi, serta buah dari kebaikan-kebaikan yang beliau tebarkan, saat ini beliau sedang diamanahkan menjadi Anggota DPRD Kota Pekanbaru Periode 2019-2024. Dengan jabatan yang baru ini, semoga Pak Sabarudi semakin berkiprah di tengah-tengah masyarakat sebagai anggota dewan yang amanah, merakyat, dan bermanfaat buat orang banyak.

Demikian para pemateri lainnya. Mereka juga sukses dalam menjalankan karirnya serta dianugerahi dengan keluarga yang harmonis. Ketenangan, kebahagiaan, kemudahan, kesehatan, dan lain-lain juga merupakan bagian dari balasan yang Allah berikan atas kebaikan-kebaikan yang diberikan kepada orang lain.

Lokasi Sekolah Ramadan di kelas MDA berdampingan dengan Masjid Paripurna Kecamatan yang bernama Masjid Istiqamah. Dengan ini memudahkan para peserta putera dan puteri untuk melaksanakan salat berjamaah dan membaca Al-Quran di masjid.

Mas’ud Tahidin, S.Pt., M.M., CPHRM. memberikan muhasabah di Sekolah Ramadan

Pada hari terakhir, rangkaian acara diisi oleh Ustadz Mas’ud Tahidin dalam bentuk muhasabah. Kegiatan diawali dengan menonton kisah Al-Qamah, seorang anak durhaka yang sulit sekali melewati masa-masa sakratul maut-nya karena selama hidupnya dia durhaka  pada ibunya. Lalu, Ustadz Mas’ud Tahidin mengingatkan seluruh peserta untuk memohonkan ampunan kepada Allah dan kepada kedua orang tua mereka masing-masing. Kebetulan, orang tua dari para peserta sengaja diundang agar ikut serta mendengarkan tausiyah dari Ustadz Mas’ud sekaligus menjemput anak-anaknya pulang dari Sekolah Ramadan yang telah berlangsung selama dua hari dua malam.

Para ibu segera memeluk anaknya masing-masing, mendekap dengan sepenuh cinta, serta mengatakan kepada anak-anak remaja tersebut bahwa mereka mencintai anak-anaknya karena Allah. Anak-anak remaja itu menangisi dosa-dosa dan kesalahan yang telah mereka lakukan pada kedua orang tua mereka.

Orangtua memeluk anaknya masing-masing.

Ada haru yang menyeruak melihat pemandangan ini. Ketika anak dan orang tua saling memeluk, saling menguatkan, saling mencintai, di sinilah keluarga syurgawi bermula. Rusaknya generasi muda di masa kini tidak terlepas dari peran orang tua yang tidak serius memberikan pendidikan Islam pada anak-anaknya. Sementara, ibu adalah madrasatul ula dan rumah adalah sebaik-baik sekolah.

Acara berakhir, kesan yang mendalam dibawa pulang masing-masing oleh para peserta bersama keluarganya. Niat baik untuk menebar kebaikan telah tertunaikan. Meskipun tidak sesempurna harapan, biarlah Allah saja yang memberikan ganjaran. Jika tidak berlebihan dalam meminta, saya mengharapkan satu tempat di taman Firdausi, kekal bersama kekasih hati, suami tercinta. Saya melangitkan doa-doa istimewa untuknya atas segala pengorbanan dan kemuliaan hatinya yang telah berpeluh-peluh membantu kegiatan Sekolah Ramadan.

Segamit doa juga bertaburan dari para peserta dan keluarga untuk seluruh para donatur, para pemateri, para sponsor yang menjadi garda terbaik dalam menyukseskan Sekolah Ramadan. Berkat huluran tangan dan kemurahan hati mereka, Sekolah Ramadan terlaksana dengan hikmat.

Teringat pada seorang enterpreuneur muda, cantik, dan salihah. Beliau pemilik Khodijah Hijab. Saat acara Sekolah Ramadan, beliau mendonasikan tiga puluh jilbab dengan berbagai motif cantik untuk kegiatan Sekolah Ramadan. Saya menjadikan jilbab-jilbab yang menawan ini sebagai hadiah atau souvenir kepada peserta yang berani mengekspresikan diri selama berada di Sekolah Ramadan. Tidak hanya pada momen ini, Khodijah Hijab juga telah banyak memberikan kebaikan berbagi berupa sedekah dan zakat untuk kemaslahatan umat muslim. Dengan izin Allah, Khodijah Hijab semakin bersinar dengan jumlah agen dan reseller yang terdapat di berbagai wilayah di Indonesia.


Matahari bergerak sesuai dengan orbitnya. Pagi dia terbit membawa cahaya, petang harinya tenggelam membawa cahaya pulang dan membiarkan gelap datang bertandang. Inilah bukti tanda-tanda kebesaran Allah. Sekolah Ramadan “gratis” telah berlalu sekitar tiga tahun yang lalu. Ada keinginan kembali untuk melanjutkan kebaikan-kebaikan melalui sekolah-sekolah sosial yang lain untuk membina generasi akhir zaman yang kelak akan menjadi pemimpin peradaban Islam.

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

24 KOMENTAR

  1. Target dari Sekolah Ramadan adalah lahirnya generasi yang kuat secara iman dan mapan secara finansial… Sebuah tujuan yang mulia, semoga dimudahkan jalannya oleh Tuhan YME, amin.

    • Masya Allah,
      Semoga niat baik kita senantiasa berbuah berkah. Terima kasih atas doa yg indah ini. Semoga Allah ijabah untuk kita. Aamiin yaa Allah

    • Masa-masa sekolah adalah masa-masa yang paling indah. Terima kasih dinda atas apresiasinya. Semoga doa yg indah ini Allah ijabah utk kita ya..
      Aamiin

    • Jazakillah ya mbak untuk doa yg indah ini.
      Tabarakallah juga buat mbak ayu. Semoga doa yg indah ini Allah ijabah buat kita ya..
      Aamiin

  2. Luar biasa mengispirasi dan mengnadung pelajaran berharga. Bulan Ramadhan itu selalu ada sisi unik juga membuka jalan untuk berbuat baik. Teruslah mengispirasi dan semoga Allah berikan jalan kemudahan dan semua tujuan baiknya tercapai. aamiin

    • Semoga kita senantiasa Allah beri kemudahan dalam melaksanakan setiap kebaikan. Terima kasih atas doa yg indah ini ya..
      Doa yang sama buat kita semua..

    • Semoga hati kita selalu terpaut pada Sang Pencipta dan slalu digerakkan-Nya langkah kita untuk selalu menebar kebaikan..

    • Terima kasih ya..
      Semoga tulisan-tulisan kita senantiasa menginspirasi untuk tetap semangat menebar manfaat.

      Salam literasi..

  3. Masya Allah, kita butuh orang-orang yang peduli sosial seperti. Salut sama keberaniannya, mengadakan program sosial walau dengan Rp 0. Yup, nol rupiah. Segala hal yang diniatkan untuk menjemput ridho Allah, mencari pahala, pasti akan dimudahkan. Melihat senyum anak-anak yang mengembang ada rasa bahagia yang tak terkira

    • Setelah mengaplikasikannya, barulah semakin yakin bahwa pertolongan Allah itu sangat dekat dan pasti.
      Masya Allah, jadi semakin semakin menebar manfaat

      Benar kata mbak, melihat senyuman mereka saja hati ini sudah bahagia. Semoga Allah memudahkan kita untuk selalu menebar kebaikan ya mbak..

      Aamiin..

Tinggalkan Balasan ke Ari Setiawan Batal membalas

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini