Tersuruk di Lubang-Lubang Bara

langit tanpa jendela
matahari di ketinggian lontarkan api

ranting-ranting jadi pucuk abu
daun-daun bolong

kita serupa kawanan monyet diuber-uber pemburu lapar

berlarian lantas tersuruk di lubang-lubang bara!

***

ترسوروق د لوبڠ-لوبڠ بارا

لاڠيت تنڤ جندلا
متهاري د كتيڠڬيان لونتركن اڤي

رنتيڠ-رنتيڠ جادي ڤوچوق ابو
داون-داون بولوڠ

كيت سروڤ كوانن موڽت ديئوبر-اوبر ڤمبورو لاڤر

برلاريان لنتس ترسوروق د لوبڠ-لوبڠ بارا!

Puisi ini dialihaksarakan oleh Riausastra.com. Jika terdapat kesalahan pada penulisan aksara Arab Melayu, mohon tunjuk ajarnya ke WA 0895622119785
Artikel sebelumnyaPuisi: Pendam
Artikel berikutnyaPuisi: Suatu Senja di Pantai
Tjahjono Widarmanto
Lahir, 18 april 1969 di Ngawi, Jawa Timur. Menulis esai, artikel, cerpen dan puisi. Beberapa kali menerima penghargaan di bidang kesastraan antara lain, Lima Buku Puisi Terbaik versi Hari Puisi Indonesia 2016, Penghargaan Sastrawan Pendidik 2013 dari Pusat Pembinaan Bahasa, Penghargaan Guru Bahasa dan Sastra Berdedikasi 2014 dari Balai Bahasa Jawa Timur, Penghargaan Seniman Budayawan Berprestasi Jawa Timur 2012, Pemenang Sayembara Menulis Buku Pengayaan Buku Teks kategori Fiksi 2004, 2005, 2007, 2010, dan 2013, LCPI Komunitas Saung 2021, Esai-Esai Terbaik di Sastra Media 2022-2023, Penulis Terbaik Majalah Media Pendidikan Jawa Tmiur 2023, nominasi Buku Sastra Pilihan Tempo 2023.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini