Cerpen: Anti Hujan
Riausastra.com - Betapa manisnya jambu madu yang tengah bermusim. Buahnya lebat. Dagingnya montok. Warnanya begitu menggoda, merah merekah. Nikmatnya, aduhai. Membayangkan keelokan buah jambu yang tengah ranum, sama halnya membayangkan dua buah nama tertera...
Cerpen: Rindu-Rindu Kaca Mayang
Riausastra.com - Pada musim yang mulai bersemi, rinai hujan rintik-rintik jatuh perlahan. Bila sudah gerimis, perasaan pun akan terbawa suasana.
Ingin kuceritakan tentang rindu. Dia hadir dalam sunyi. Membelenggu rasa, meski dalam suasana ramai. Lalu,...
Cerpen: Langit-Langit Malam
Jangan, janjikan cinta yang biruBila kau hanya bermanis-manis di bibirJangan, bisikkan rindu yang semuBila kau hanya menabur luka di hati
Riausastra.com - Kudengarkan sepenuh hati bait demi bait milik Pance Pondang dengan judul Di Saat...
Cerpen : Jebakan Betmen
Riausastra.com - “Assalamualaikum,” ucap Purnama dengan santainya saat memasuki ruangan kelas.
“Mantap ya, Poo, sudah tengah sembilan baru nyampe
di kelas. Memangnya tidak ada guru yang ngecek ke asrama tadi?” Tanya
May pada wanita berkulit hitam...
Cerpen : Kesal
Riausastra.com - Aku terbangun dari tidurku. Kupandang arloji pada handphone seluler milikku, pukul 2.30 WIB. “Ternyata masih terlalu pagi,” bisik batinku.
Kulirik ke arah samping kiriku. Kudapati pangeran
kecilku, masih tertidur nyenyak. Jari-jari kecilnya memeluk...
Cerpen : Pendar Zapin di Negeri Istana
Riausastra.com - Ini adalah sebuah desa. Selayaknya sebuah desa, tentu saja menawarkan ketenangan. Sawah-sawah yang terhampar luas. Menghijau. Bila sudah waktunya, muncullah bulir-bulir padi yang semakin berisi, semakin merunduk. Lalu, menguning sempurna.
Desa yang...
Cerpen : Darah Terakhir
Riausastra.com - Aku memandang sendu pada lelaki di hadapanku ini. Pikirannya kacau. Wajahnya penuh kecemasan. Sering kali ia memandangi telepon genggamnya. Melihatnya pucat pasi dan gelisah, membuatku turut serta merasakan apa yang dia rasakan:...
Cerpen : Salah Aku, Apa?
Riausastra.com - Salah aku, apa? Mengapa harus aku? Kenapa bisa begini, yach?
Beberapa pertanyaan ini singgah
dalam benakku. Banyak hal yang tidak kumengerti. Akan tetapi, alasan hadirnya
pertanyaan-pertanyaan ini akan kuuraikan, meskipun jawabannya belum kutemui.
...
Cerpen : Kutulis Atas Nama Cinta
Riausastra.com - Bersama kerendahan hatiku, kurangkai sebait kata demi kata di hari nan mendung ini. Ingin rasanya menulis setiap kalimat layaknya seorang kuli tinta profesional. Aku juga berharap bisa menuliskan beberapa syair indah sehebat...
Cerpen : Asap di Ujung Senja
Riausastra.com - Seorang lelaki separuh baya duduk sendirian di sebuah beranda. Tatapannya kosong, seolah-olah pikirannya melanglang buana menembus cakrawala. Jauh sekali. Wajahnya terlihat lebih tua dari usianya. Merenung, sesekali bibirnya bergerak. Ntah kata dan...