gambar hanya ilustrasi. sumber: net

Riausastra.com – Perjalanan panjang dunia kesusasteraan di Indonesia telah berlangsung sejak  berpuluh tahun yang lalu. Perkembangan ini menjadikan sastra sesuatu yang dapat dilihat sebagai kebebasan berekpresi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Di Indonesia, perkembangan sastra telah melalui beberapa periode, salah satunya adalah periode angkatan-50.

Sapardi Djoko Damono, salah satu sastrawan periode angkatan-50 telah banyak melahirkan karya-karya yang hebat. Ia lahir pada tanggal 20 Maret 1940 di Surakarta, yang saat itu masih di bawah kekuasaan Hindia-Belanda. Sapardi dikenal melalui karya-karyanya yang penuh akan pemaknaan dalam kehidupan. Pada masa mudanya, Sapardi menghabiskan waktu di Surakarta. Setelah menamatkan SMA, dengan kegemarannya menulis Saparadi melanjutkan pendidikan pada jurusan Sastra Barat di Universitas Gadjah Mada dan mendapatkan gelar doktor di Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Dengan bekal pendidikan yang mumpuni, Sapardi seakan menjadi salah satu tokoh sentral dalam bidang sastra di Indonesia. Pada tahun 1995, setelah beberapa tahun mengajar di Fakultas Sastra, Sapardi dipercaya dan ditunjuk sebagai Dekan Fakultas Sastra Universitas Indonesia hingga tahun 1999. Artinya, Sapardi Djoko Damono memiliki wawasan mengenai problematik yang terjadi di tengah hiruk pikuk pada bidang sastra waktu itu.

Selama hidup Sapardi telah banyak melahirkan karya-karya yang bisa kita nikmati saat ini, untuk hidup yang lebih baik. Karena pada hakiktnya, sastra merupakan refleksi nyata bagi kehidupan agar bisa lebih baik ke depannya. Sepertinya, sastra menurut Sapardi tidak hanya sekedar menulis saja, lebih jauh dari itu Sapardi menganggap sastra sebagai alat untuk tetap hidup dalam dunia yang kadang-kadang suka bercanda ini.

Karya-karya ini menjadikan Sapardi Djoko Damono seorang yang produktif dalam dunia sastra. Puluhan karya telah lahir dari rahimnya, rahim yang selalu hangat untuk membidik dan menerka kejadian kemudian merangkainya menjadi sebuah karya yang siap menghantam detak jantung orang-orang di lorong gelap, bawah jembatan, kos-kosan dan pusat pemerintahan.

Salah satu karya yang paling ikonik milik Sapardi adalah puisi yang berjudul “Aku Ingin”.

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
Kepada hujan yang menjadikannya tiada

Puisi ini merupakan puisi yang ikonik, ketika mendengarnya pikiran kita sudah tertuju pada sastrawan yang satu ini. Terlihat kelihaian Sapardi dalam memainkan metafor di dalam lirik puisinya. Jika hanya memaknai secara teks atau secara akademiknya disebut pembacaan heuristik maka, akan didapatkan pembacaan bahwa puisi ini merupakan puisi yang sangat romantis. Awalnya, banyak orang-orang yang akan ,setuju dengan pendapat ini. padahal, jika dibaca secara mendalam, pusisi ini merupakan puisi paling kejam yang pernah ada. Apa alasanya? Mungkin ini menjadi pertanyaan pertama ketika pernyataan ini dilontarkan.

Secara garis besar, memang puisi ini terasa sangat romantis. Namun, bukan Sapardi Djoko Damono namanya jika hanya membuat puisi plek-ketiplek begitu saja. Ada pesan yang ingin disampaikan oleh Sapardi, pesan yang sangat tajam namun dibungkus oleh romantisme seorang Sapardi Djoko Damono. Selanjutnya, setelah melakukan pembacaan yang mendalam maka kita dapat menginterpretasi puisi tersebut adalah seseorang yang sangat ingin bersama kekasihnya, dengan mencintainya secara sederhana. Namun, jika ia tidak bisa mendapatkan itu maka, kekasihnya harus mati bagaimanapun caranya. Itulah mengapa puisi ini dapat disebut puisi yang paling kejam yang pernah ada. Bahkan, lirik puisi tersebut merupakan realitas yang terjadi pada saat ini.

Hebat bukan? Bagaimana seorang Sapardi Djoko Damono membungkus karya yang sangat kejam ini dengan balutan romantisme yang tak terpikirkan oleh orang banyak. Jadi, jika ada yang memperdebatkan sepantas apa Sapardi menjadi salah satu tokoh sentral dalam dunia sastra maka, mereka yang memperdebatkan itulah yang harus dipertanyakan balik.

Seiring dengan perjalanan panjang Sapardi Djoko Damono dalam kesusasteraan Indonesia, ia telah membawa kita pada tahapan yang lebih maju dalam membaca dan memaknai sebuah karya sastra. Mem buka wawasan bagaimana melihat sastra dari berbagai sudut pandang. Ini berdampak pada pemaknaan sebuah karya sastra, bahwa karya sastra dapat dilihat sebagai ekspresi dari seorang sastrawan yang tidak bisa dihakimi begitu saja.

Namun, setelah lama bergiat di dunia kesusateraan Indonesia, pada tanggal 19 Juli 2020, Sapardi berpulang ke pangkuan Sang Maha Pemilik. Ia kalah dalam melawan penyakit yang dialaminya, ia gugur setelah intervensi pada paru-parunya. Kabar ini menjadi pukulan hebat bagi dunia satra di Indonesia, karena telah kehilangan salah satu sastrawan hebat. Namun, patutlah sekiranya kita berbahagia juga dengan apa yang telah terjadi, Sapardi pergi dengan meninggalkan karya-karya yang indah.

Lebih jauh, karya-karya yang telah lahir dari rahim Sapardi Djoko Damono menjadi karya yang hidup di tengah-tengah masyarakat. Karya yang akan diingat sepanjang masa oleh bangsa ini. “Kita Abadi Yang Fana Itu Waktu” seperti kutipan pada puisinya yang berjudul “Yang Fana Adalah Waktu”. Dan di dalam karya-karyanya, di sanalah Sapardi Djoko Damono bersemayam. Sapardi memang pergi, namun karyanya akan tetap abadi.

***

سڤردي جوكو دامونو: كيت ابادي يڠ فان اداله وكتو

ڤرجلانن ڤنجڠ دونيا كسوسسترائن د إندونسيا تله برلڠسوڠ سجق برڤولوه تاهون يڠ لالو. ڤركمباڠن إني منجاديكن سسترا سسواتو يڠ داڤت ديليهت سباڬاي كبباسن براكڤرسي د تڠه-تڠه كهيدوڤن مشراكت. د إندونسيا، ڤركمباڠن سسترا تله ملالوي ببراڤ ڤريود اڠكاتن-٥٠

سڤردي جوكو دامونو، ساله ساتو سستراون ڤريود اڠكاتن-٥٠ تله باڽق ملاهيركن كري-كري يڠ هبت. إيا لاهير ڤادا تڠڬل ٢٠ مارت ١٩٤٠ د سراكرت، يڠ سائت إتو ماسيه د باوه ككواسائن هينديا-بلندا. ساڤردي ديكنل ملالوي كري-كرياڽ يڠ ڤنوه اكن ڤمكنائن دالم كهيدوڤن. ڤادا ماس موداڽساڤردي مڠهابيسكن وكتو د سوراكرت. ستله منامتكن س.م.ا، دڠن كڬمارنڽ منوليس، ساڤردي ملنجوتكن ڤنديديكن ڤادا جوروسن سسترا بارت د اونيۋرسيتس ڬاجه مادا دان منداڤتكن ڬلر دوكتور د فاكولتس سسترا اونيۋرسيتس إندونسيا

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini