Antara Rengginang, Kuota dan Notifikasi Maaf
Maaf tidak mengembang dalam gorengan wajan seperti rengginang; walaupun sama-sama memerlukan waktu dan wadah untuk matang
Dari Ikhlas lahir kesadaran yang jernih hasilkan kata maaf; kedewasaan dan hati lapang
Proses mengiklaskan tak jauh beda dengan penirisan krupuk itu setelah direndam di wajan
Dalam hening ruang hari ini
Namun begitu riuh hilir mudik pesan pada beranda sosial media
Berderet-deret kata maaf dan memaafkan mengantri untuk diakusisi
Di dalam gawai yang tergeletak dengan diam berjejal notifikasi
Semua bersua dalam jarak — sapa menyapa bertukar kabar bahagia
Konon pintu maaf dibuka sepenuhnya di bulan yang Fitri
Pencarian maaf tahun ini masih diakomodir oleh sinyal dan kuota
Sekuat dan setulus apa sikap yang telah aku tentukan
Jika sinyal hilang, semua hanya jadi omong kosong belaka
Dalam jarak yang semakin jauh, namun dapat bertergur sapa secepat kedipan mata dalam dunia maya
Sembari menata toples yang berisi rengginang sesekali melirik gawai di tepi meja jati
Mengecek kuota pulsa untuk selalu memadai; kirim pesan-pesan yang telah disiapkan sedari malam tadi
Selapang dada dan sesabar hati untuk memberi maaf, akan tidak berarti jika tidak memiliki kuota untuk restui pesan sampai ternotifikasi.
Sukolilo, Mei 2021