sumber foto asli: pixabay

Dalam Situasi Hiruk-Pikuk Cemas Berbaur Duka Gegarkan Jiwa

Aku tertelungkup di hamparan hina
menyesali diri terpalit lumpur berbau bangkai
seperti hari tersisih matahari sepenuhnya
suram cukup mengelirukan
air mata merembes namun tak berdaya membasuh darah luka
sedu sedan pun hanya bergema dalam kekosongan

Dalam situasi hiruk-pikuk cemas berbaur duka gegarkan jiwa
aku kepulkan doa paling manis seorang pesalah paling hina
penuh harap tercetus suci pada embun pagi
Tuhan segera hulurkan ampunan
sebelum aku benar-benar menghitam
tak berjiwa

Syukur pun mengangkasa
sebab Engkau masih menghantar aku
di Ramadhan musim ini adalah peluang
untuk lebih gesit mempersembah pengabdian
membina diri hingga terbentuk taman subur
dipadati bunga-bunga wangi dan jelita
sejahtera abadi dalam dakap-Mu

Melaka, Malaysia.

Artikel sebelumnyaPuisi: Rindu
Artikel berikutnyaPuisi: Kita Saling Bertanya saat Hujan Tiba
Mohd Adid Ab Rahman
Bermukim di Melaka, Malaysia. Pernah menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Banda Aceh dalam bidang Dakwah dan UTM, Skudai, Johor (Universiti Teknologi Malaysia) Seorang pesara guru KPM (Kementerian Pendidikan Malaysia) mulai tahun 2022. Berminat dalam bidang puisi sejak masih belajar di sekolah.dan sekarang menjadi ahli Ikatan Persuratan Melayu Melaka. Puisi-puisi pernah muncul di Berita Harian, Utusan Borneo, Harian Ekspres, Mingguan Malaysia, majalah Dewan Sastera, Tamadun Islam, Wanita dan lain-lain. Majalah online seperti Lamanriau.com, Potret Online com, Kosana.my.id., sksp-literary.com, Sabah360 online.Sudah mempunyai puluhan antologi bersama di antaranya Antologi C Antagonis (ASWARA 2020) Bahtera Merdeka (Tinta Karya 2020) Pasrah (PTK 2020) Citra Yang Tak Padam ( Narangkai Publications 2021) Sejernih Embun (KS 2021)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini