Ziarah Sajak
Aku bicara bukan tentang matiku
juga bukan tentang matimu
atau tentang kematian siapa pun
tetapi sajakku hidup dalam kematian
kematian sebuah aksara tertikam dosa
napasnya pun beraroma duka
bait-baitnya bermandikan maksiat
jasadnya berselimut lumpur
hingga jiwanya terantuk bangkai
langit pun enggan membelainya
ingin rasanya (ia) mengubur diri
hidup tak lagi bernyawa
Mataku berkabung duka membaca sajak itu
tak seorang pun peduli dengannya
begitu banyak luka ditaburkannya
mungkin di atas pusara
aksara itu menjelma sekuntum bunga
agar aroma wangi membasuh jasadnya
menanti iba para peziarah
sebelum sajak itu betul-betul terkapar
hilang ditelan tanah pusara
Malang, 2021