Penikmat Hidup
Bagaikan seruni di atas Tengger
Tak henti mendaki tanpa alas kaki
Dan tak peduli terik matahari
Karena hasrat masih berselubung di dada
Kala itu raga masih menyanjung pagi
Belum mengenal permainan kurcaci
Yang bengis dan cerdik
Hanya sekedar berlari kecil di ladang orang
Jiwa penguasa masih menggebu
Gelora keangkuhan membara di setiap bilik
Menyeret peradaban manusia
Ke dalam jeruji besi hingga lalai
Sedangkan pemulung malam
Dan kurir kemanusiaan
Menjadi buaian keadilan
Yang masih berjuang dan di perjuangkan
Rona senja di depan pelupuk mata
Mengisyaratkan kedamaian akan datang
Bersama Sang Agung
Membidik nestapa hingga akhir hayat
Probolinggo, 17 Januari 2022