Derana
Bilur yang masih merekat di pundak
Menoreh perih
Menaruh kerikil
Dalam tempurung kayu rimpuh
Sederet wajah telanjang di balik jendela
Melihat bayangan merasuk dalam panasea
Memikul derana melintasi waktu tanpa lelah
Hingga tertindas batu karang
Kala itu separuh nyawa pergi
Meninggalkan secuil petuah berlian
Di dalam peti duka
Yang kini mengarungi dermaga kehidupan pahit
Dan kelam berselimut kabut
Seiring berjalan dengan saban yang tak redup
Ia hadir kembali memberi sebongkah nirwana jingga
Menjadi penyejuk di kala embun pagi
Walau kini masih tertidur bersama air mata
Probolinggo, 17 Januari 2022