Tanahku dan Kota yang Hidup Sepanjang Degub Zaman
darahku telah bersimbah di kota ini
melepas tiga buah takdir di tanah bakti
usia, jodoh dan kematian
bertengger di ranting takdir
kesengsaraan tidak akan sampai tenggorokan wahai Tuan
negeri kami memiliki Tuhan nan suci
Juga budaya dijunjung tinggi
bila melarat sampai ke tangan
bukan sebab tanah ini miskin
hanya langkah kaki tidak jauh mencari keajaiban kekayaan hayati
bila telah melihat luas tanah ini
hilang penat bersama syukur di hati
atas nikmat Ilahi
jalan memanjang
menghantar perjalanan
juga sawah berbaris damai
bila musim tanam tiba
arakan petani membawa bakul pandan
hendak menyatukan padi dengan tanah
agar tumbuh merambah
langit di musim ini, selalu biru
petani melukis harapannya hingga menembus Arsy
menunggu hujan untuk kemakmuran
musim panen
:arak-arakan petani kembali
untuk menjemput padi
telah merunduk ke bumi
syukur sambut menyambut
di tanah gambut dengan budi lembut
menghidupkan rempah dan ranah budaya kota ini
Riau, 2021