Kala Pertanyaan Lebih Runcing dari Rinai
Di balik kaca, dipantulkan deras sungai, jam
gadang, lalu kelok-kelok tajam
Jam-jam membuat mimpi berdetak lama
dan bilik mendecit ngilu
Sebab masa lampau selalu mengundang
untuk pulang, memaksa kita bermuara pada angan
yang lebih dulu tewas ditikam zaman
Anak-anak mulai berkawan kaladuta
setelah kita mengumandang perang atas prasangka
Kini, suar meredup
tiada bintang dan kita berdiang di simpang
melingkari panas debur jantung
memilah pilihan untuk pulang atau karam
Lalu di mana arah mata angin
saat netra mulai tuna?
Kala pertanyaan lebih runcing dari rinai
dan tangis mereka kembali berderai
kita bermufakat menyatukan jari-jari khianat
membelah terik dan gelombang
membiarkan nasib menyakal
dan mengibar sisa-sisa napas
Depok, 25 Desember 2021