Semoga Engkau Selalu Bersamaku
Ada yang tak memiliki telinga layaknya
jarum jam yang tak mendengar akan
denyut nadinya. Ia berdetak mengiringi intuisi
yang selalu diberi daya oleh semesta.
“Cinta masa lalu bukanlah jarum pada
jam dinding yang diputar ke kiri. Ia adalah
langkah yang menyebabkan kaki lebih
berhati-hati,” katanya pada suatu hari.
Ia merubah segalanya: dari jam menjadi menit,
menjadi detik, menjadi nafas, menjadi
kenangan yang tak mungkin bisa diulang.
Menerima masa lalu, baik yang kumiliki
atau pun yang kaumiliki adalah perihal rumit
yang bisa menyebabklan dendam dan
kekhawatiran bertarung sengit di atas langit.
Ada yang tak memiliki telinga layaknya
jarum jam yang tak mendengar akan denyut
nadinya sendiri. Ia seperti kekhawatiran,
kerinduan, kecemburuan, atau—entahlah,
yang pasti, aku tak mendengar, ternyata
selalu ada doa untukmu di dalamnya.
Al-Ikhsan, Agustus 2020