sumber foto asli: pixabay

Segelas Wedang Jeruk

di atas selembar talenan

jeruk tua yang mulai keriput

mendadak mengkerut

lalu membelah diri

di depan sepasang mata pisau

yang tak lepas mengawasi

dan mencatat segala rasa

ke dalam resep puisi.

sebelah menjelma surga

dengan mata air dan gula-gula

sebelah lain menyalakan neraka

dengan percik pematik dan bara.

bintang dan bulan berjatuhan

dari langit-langit kulit

tatkala surga dan neraka diperas.

laut muncrat menebar aroma kecut

ke dalam gelas.

sebiji penyair terloncat lalu terkejut

melihat dirinya merindang

serupa kata-kata

yang kerap ditumbuhkannya.

duhai penyair,

puisi mana lagi yang kau dustai?

Karawang, 24 Agustus

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini