Mayang Mengurai
Mayang itu, pelipur lara
Dibelai lembut dalam lurusnya mahkota.
Dia diantara purnama, menapakkan seri.
Hitam dalam gelapnya malam, menapakkan cahaya.
Cahaya mata, yang tak ada dua.
Mayang itu, ranumnya dijaga.
Tersudut dalam Riuhnya Riau.
Dia diantara pungguk, menutup rindu,
Kelam saat terangnya maya, menutup kasih.
Kasih anak melampau-lampau.
Mayang itu, mayang mengurai.
Penuh bakti hidup, memakan diri.
Dia diantara pesona, berbuah bibir.
Dalam derasnya arus selat, tersekat sungai
Sungai penghibur tempat buaya mengepur.
Mayang itu, Mayang sari
Tersiksa badan, menyiksa hati
Dia diantara Pelepah, berpucuk rupa.
Lembut serempak ketangan, beribu do’a.
Perih terpecit rasa, menabuh harap.
Dia diantara Nyiur, setangkai muda
Andai tak sudi mendekat, sembuhkan raga.
Berembuslah tanpa penyekat, balikkan jiwa.
(Mirwandi – Desa Mayangsari, Kec. Merbau)