Pulau Jemur, Rokan Hilir. sumber foto asli: Riauhub.com

Berlumur Rasa di Pulau Jemur

Senyumanmu tersamar gejolak ombak
Yang mengecup jemari kaki,
Menapaki pilu dan rindu di waktu yang sama.
Menuai memori pada sepasang mata sendu,
Seraya kicau camar bersahutan seirama.

Genggam rasaku padamu di Pulau Jemur,
Dada ini berlumur kisah tak mendesah,
Kelak hilang dilumat senja, tepat kala nelayan,
Bersiap melaut, menantang cuaca, kukuh di antara,
Bimbang gelombang.

Begitu jua aku, mentari redup seolah berkata,
“Ada yang hilang dari hati tak berpenghuni,”
Selayaknya Pulau Jemur begitu hening,
Dari menara suar, melambaikan tangan,
Kedatangan perahu yang singgah .
Menuai senyum dan tawa, menjabat tangan,
Penuh harapan

Ada saatnya kelam tiba,
Tulang belulang ingatan kejam,
Di perigi ada tangis dan jeritan, ‘
Persis yang dirasa selama ini.

Namun bening kepalaku,
Serupa saat menyelami tubuh lautan,
Terumbu karang aneka warna begitu genit,
Goda sinar surya menjamah kulit.

Dan dalam renunganku,
Pulau Jemur hidup di kandungan Rokan Hilir,
Ia bernapas lalu merayu,
Setiap raga melepas resah,
Berbaring di pasir putih menanti,
Para penyu menuai kisah,
Anak-anak berlari, peselancar bercinta dengan ombak.
Sedang aku, meringkuk dengan bayang wajahmu.

Jakarta, 2021

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini