Menanam di Ladang-Mu
Sejak kecil, aku sering mendengar dongeng. Gadis berkerudung merah, malin kundang hingga timun emas.
Mata ibu berbinar saat menceritakannya.
Seulas senyum mengembang di sudut bibirnya.
Satu hal yang kuingat sampai sekarang.
Di gamang malam yang lengang suara ibu terdengar. Diantara sahut jangkrik memecah malam, pesan ibu mengiang : Manusia lahir dari tanah. Serupa ladang seseorang bisa menanam apa saja di dalamnya. kelak, suatu hari akan memetik buahnya.
Hidup hanya sekejap. Sebelum berlayar menuju taman putih dan melanjutkan perjalanan, tanamlah di ladang benih kebaikan. Rawat dan jagalah dengan segala upaya. Sirami dengan ketekunan hingga beranjak dewasa. Seiring waktu, ia akan tumbuh menjadi pohon kokoh nan menjulang. Menguar harum bunga kebajikan, Memanen manis buah keimanan.
Sebelum kereta pemberangkatan menjemput, rawatlah ladangmu. Lekas bergegas,
Karena waktu tak mau menunggu.
Lamongan, 5 Oktober 2021