Tuan Jacky yang Tua
Untuk Tuan yang terdampar di perempatan jalan
Wahai bapak berkulit keriput, ubanmu sudah merata di atas kebunmu nan tandus
Umurmu sudah senja, tak seperti aku yang baru terlahir di dunia
Beban otakmu sudah berat, panci berkaratmu telah mengepul
Cicilan sawahmu masih menggunung, kapan kau lunasi?
Kini kau repot melepas spanduk wajahmu yang lusuh
Spanduk itu dulu kau buat alas pengajian di teras
Sudah waktunya kau istirahat, tak perlu banyak pikiran
Lebih nikmat ngopi, sambil diskusi tentang wereng
Atau merawat pohon di kebunmu yang layu
Anak-anakmu ini masih bodoh, Pak
Tetapi menghitung jumlah uang sangat pandai sekali
Meskipun makanan kami cuma nasi kemarin, belum sekelas pizza orang kaya
Coba kami bisa mencicipinya sekali, pasti rasanya seperti buah surga
Mungkin lain waktu, bapak bisa membelinya untuk kami
Aku ingin menagih janji bapak saat itu, membangun sebuah bandara pribadi untuk kami
Namun, sekarang tanahnya kebanjiran
Kami pun mengungsi di depan kantormu
Mungkinkah bapak masih mengingat kami?
Padahal dulu kita sering makan cimol bersama
Jombang, 4 Oktober 2021