Wajahku Tewas Di Wajahmu
Darah mengucur deras dan hampa,
Merangkul bahu ringkih.
Legam hari tak cerah mengitari,
Jemala tandus tanpa harap ia telah mati.
Tawa yang dikenal kini terasa banal,
Terkapar raga tergenang air mata sisa semalam,
Rintih dalam kesakitan yang panjang,
Upaya menerjang badai berakhir pedih,
Dengan luka menyayat hati.
Di wajahmu, aku adalah bangkai,
Dengan lalat genit mengecup,
Dahi kusut dan impian yang surut,
Tergeletak jiwanya sengkarut.
Jakarta, 2021