Buku SADAR FINANSIAL “Pahami Alurnya, Nikmati Duitnya”Penerbit: CV Uwais Inspirasi Indonesia
Terbit Maret 2019242 Halaman

Riausastra.com – Sampul bergambar tumpukan uang cash dan uang elektronik serta kepingan koin emas dan emas batangan yang bermakna sebagai aset atau kekayaan. Di bagian bawah terdapat gambar perangkat laporan keuangan berupa lembar kerja, kertas, buku, dab kalkulator. Di sekitarnya terdapat gambar kaca mata sebagai lambang ketelitian serta berani menatap hal-hal di balik realita. Kemudian terdapat beberapa tanda tanya sebagai lambang “sudah bijakkah kita?”. Terakhir, seluruh sampul didominasi berwarna kuning sebagai lambang kesejahteraan.

Cara untuk mempertahankan keseimbangan saat mengendarai sepeda adalah tetap mengayuh”.

Tulisan ini dihantarkan dengan sebuah kalimat motivasi. Benar sungguh analogi di atas. Jika berada di atas sepeda, lalu sepeda tersebut dibiarkan dalam keadaan diam, maka pengendaranya akan kehilangan keseimbangan. Sepeda akan oleng, bahkan terjatuh. Sebuah analogi bijak. Sepeda ibarat kehidupan yang penuh dengan ujian dan rintangan. Jika memilih untuk berdiam diri, maka rintangan pelan-pelan akan “menjatuhkan” .  Akan tetapi, jika kesulitan tetap dilalui dengan cara “mengayuh sepeda”, maka harapan untuk tetap bertahan bahkan melaju meninggalkan kesulitan akan memberikan pengalaman baru yang lebih baik dengan izin Allah. Saatnya menentkan pilihan, apakah tetap berdiam diri atau melangkah?

Akan tetapi, pada buku Sadar Finansial, sepeda dalam wacana buku ini berupa jenis kendaraan sebagai analogi bisnis yang paling sederhana. Semakin meningkat menjadi sepeda motor bahkan menjadi mobil maka perangkat bisnisnya akan semakin komplit dan banyak. Apalagi jika bisnis telah mencapai pesawat, maka dipastikan perangkat dan tingkat kesulitan dalam menjalankan kendaaraan ini sangat tinggi. Dibutuhkan ketelitian ekstra agar tidak melakukan kesalahan karena sedikit kekeliruan maka akibatnya cukup fatal.

Penulis yang memiliki latar belakang pendidikan Sarjana dan Magister Teknik Industri, ternyata memiliki soft skill berupa kemampuan mengelola keuangan. Pengusaha madu sekaligus konsultan bisnis ini menyampaikan dalam buku “bernutrisi” ini berbagai materi yang cukup menyita perhatian bahkan bisa menghipnotis pembaca sehingga benar-benar belajar untuk sadar finansial.  

Pada bagian pertama, penulis memaparkan dengan apik sejarah uang sebagai upaya agar setiap pengguna uang tidak lagi mengejar uang, namun mampu membiarkan uang yang akan hadir sendiri mengejar tuannya.

Saya sepakat dengan sebuah meme dalam buku ini, “di sini lelaki six pack kalah pamor dengan six car.” Artinya, laki-laki mapan cenderung lebih memikat karena memiliki kelebihan dari segi materi. Sejatinya tugas seorang lelaki adalah memberi nafkah buat keluarganya, maka lelaki mapan akan lebih mudah membangun perekonomian keluarganya, bahkan bisa berinvestasi akhirat lewat sedekah jariyah untuk membangun perekonomian ummat. Dengan dasar ini, maka ummat Islam akan bangkit dari penjajahan ekonomi kapitalis.

Dengan membaca kata demi kata dalam buku istimewa ini, langkah awal untuk membangun kesadaran finansial adalah menyadari fungsi uang serta mengubah pola pikir dalam memperlakukan uang.

Lalu, bagaimana cara agar uang yang mengejar Anda? Sebuah kalimat motivasi ini telah menyandra ingatan saya:

Bagaimana cara mengundang lebah atau kupu-kupu? Maka, sediakan bunganya!!!”

Pada bagian dua, penulis fokus pada nilai waktu uang setelah membahas nilai uang.  Nilai waktu yang dimaksud berupa daya beli uang flat dari waktu ke waktu nilainya akan mengalami penyusutan, sedangkan uang yang ditukar dengan investasi berupa emas, perak, atau binatang ternak maka benda ini nilainya akan semakin naik dari masa ke masa . Demikian halnya saat memutuskan untuk membeli KPR dengan cicilan. Selain terdeteksi riba jika menggunakan jasa bayar perbankan konvensional, yang lebih “menyakitkan” adalah besarnya bunga cicilan yang menjadikan pelaku (pembeli) rugi banyak dibandingkan dengan harus bersabar dalam menabung untuk mewujudkan keinginan memiliki KPR. Ahh, materi ini benar-benar sulit jika mind set pembaca masih dibingkai dengan ketidakyakinan pada ketentuan Allah bahwa Allah Maha Luas Rezeki-Nya.

Seperti pada bab yang sudah-sudah, pada bab berikutnya disajikan dengan obrolan ringan antara Mundar dan Mundir di kedai kopi. Lewat dialog dengan menggunakan bahasa yang santai, penulis begitu lihai membangun komunikasi untuk menjelaskan materi berjudul Cara Mengelola Keuangan. Materi berat disuguhkan dengan cara yang asyik sehingga mudah untuk dipahami.

Sama halnya saat menjelaskan ROI (Return of Investment), penulis menyelingi pembicaraan antara Mundar dan Mundir dengan sebuah humor yang menggelitik seperti dalam kutipan berikut:

Bang, kalo bisa jangan pake bahasa bule Bang, awak ni sudah bersumpah dulu, berbahasa satu, bahasa Indonesia. Jadi, nasionalisme awak agak terganggu dengan istilah-istilah asing, Bang.”

Dengan rinci, penulis yang menetap di Kota Medan ini memaparkan pembukuan versi beliau untuk memudahkan pencatatan keuangan. Bagi keluarga yang sedang belajar memetakan belanja bulanan, bagi pedagang UMKM, bahkan bagi pengusaha dalam skala menengah ke atas, buku ini layak untuk dimiliki untuk mendapatkan berbagai ilmu yang tertuang di dalamnya. Berbagai istilah ekonomi-akuntansi yang ribet telah berhasil dipatahkan oleh penulis lewat dialog si Mundar dan si Mundir lewat gaya kearifan lokal masyarakat Kota Medan.

Satu hal yang menjadi catatan penting adalah kalimat berikut, ”Bisnisnya lebih mirip lembaga sosial yang menghidupi orang lain ketimbang menghidupi dirinya sendiri.” Hal ini muncul saat pengusaha lupa memberikan gaji pada dirinya sendiri serta membiarkan LABA tidak dalam takaran yang semestinya. Nah. Agar LABA tepat hitungan, maka segera miliki buku bernutrisi dengan judul Sadar Finansial: Fahami Alurnya, Nikmati Duitnya karya Bag Kinantan.

Selain pesan penting di atas, pesan berikut ini sangat berperan penting dalam memperpanjang usia bisnis, yaitu

Hindari piutang kepada suplier dan hindari memberi utang kepada konsumen!!!

Setelah sedikit pesan di atas berhasil dijadikan sebagai alur dalam menjalankan bisnis, maka langkah selanjutnya adalah membuat Laporan Keuangan karena untuk menilai kesuksesan atau kegagalan usaha, indikatornya ada pada laporan keuangan. Selamat mencoba dan selamat membaca! Setelah pembaca sadar finansial, maka istilah “Ente kerja atau dikerjain?” akan berlari tanpa meninggalkan jejak. 

Buku Sadar Finansial: Pahami Alurnya, Nikmati Duitnya dapat diperoleh pada:

Facebook: Bag Kinantan

Website: bagkinantan.com

Nomor kontak: 08116060311

2 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini