Katanya Kita Sudah Merdeka
Ingin kusampaikan pada ibu pertiwi
Lewat kanvas langit yang kulukis indah dengan berbagai tanya
Lewat derai air hujan yang mengusap debu kehampaan
Lewat hijau daun yang merekah sempurna di bilangan jiwa penuh luka
Bahwa aku ingin bertanya, “Benarkah anak negeri telah medeka?”
Aku kembali mengajak Ibu Pertiwi menjejak dari Sabang hingga Merauke
Membesuk anak negeri dari berbagai suku, adat, budaya
Kusilakan Ibu Pertiwi mengeja cerita bersama mereka
“Merdeka!” teriak mereka
Tapi, tak semua bicara begitu
Banyak anak negeri memilih untuk membisu,
menundukkan semua rasa dalam batinnya
Ibu Pertiwi tak enak hati lalu bertanya,
“Ada apa gerangan, anak-anakku?”
“Ibu, bagaimana mungkin kita merdeka, tapi jaminan kesehatan tak lagi punya akal sehat?”
“Ibu, bangaimana mungkin kita merdeka, tapi listrik semakin membara untuk membakar harapan anak negeri?”
“Ibu, bagaimana mungkin kita merdeka, tapi ada sekolah telah lupa mengeja huruf B-U-D-I dan menambahkan kata PEKERTI?”
“Ibu, bagaimana mungkin kita merdeka, sedangkan pengangguran berserakan di tengah-tengah lapangan kerja yang menjamur?”
“Ibu, bagaimana mungkin kita merdeka, sedangkan bumi, air, dan kekayaan lainnya dikuasai pengusaha?”
“Ibu, bagaimana mungkin kita merdeka, saat tak ada lagi ruang untuk mengutarakan mimpi-mimpi masa depan?”
“Ibu, anak-anakmu telah lupa rasa merdeka di Tanah yang gemah ripah loh jinawi”
Ibu Pertiwi tak lagi punya suara
Anak negeri sibuk bermain tiktok
Anak negeri bepacu dalam kegilaan semu
Anak negeri larut dalam pesona dunia maya yang menggairahkan
Hingga anak-anak negeri yang punya prestasi untuk negeri
Tenggelam, ditelan hiruk-pikuk kekacauan suasana negeri
Anak negeri yang telah lama menyimpan rasa lapar dalam tangisnya
Terlupa, diusap keriuhan pesona para pejabat publik yang beralih jadi selebritas
Ibu pertiwi membuka lembaran catatan masa lalunya
Ia bersikukuh mengutarakan makna bahwa “Kemerdekaan ialah hak segala Bangsa. Oleh sebab itu, penjajahan di muka bumi harus segera dihapuskan!”
Jika memang demikian, “Mengapa banyak anak negeri yang belum merdeka dari berbagai penindasan berbungkus kebijakan?”
Ibu Pertiwi kembali lara
Ia senandungkan lagu dalam nyanyian sunyi
Terkenang akan remah-remah sejarah panjang bangsa ini