Perempuan Mutiara
Kemarin,
Perempuan itu tersenyum merenda hari
Satu satu butiran waktu ia kutip dalam bahagia
Satu satu pesona senja ia ambil dalam senyuman
Satu satu kerlingan bintang ia petik dalam wajah yang bersemu merah
Berpaling hari,
Perempuan itu tetap memaksa bahagia untuk singgah dalam benaknya
Perempuan itu tetap menahan senyuman untuk tetap menetap dalam jiwanya
Perempuan itu, lagi-lagi membiarkan semu merah untuk tetap tinggal di garis wajahnya
Ternyata waktu tak mampu menahan setia
Ternyata senja tak sanggup menolak gulita
Ternyata bintang tak kuat untuk terus tergantung di langit singgasana
Perempuan itu membungkus kenangannya dengan sampul air mata
Ia balut semua memori dengan kemasan luka
Lalu, ia beranjak dari sepi yang menikam
Perempuan itu menyanyi dalam emosi
Sabarnya, setianya, dan cintanya
Dihapus gelombang yang tak berkesudahan
Hingga terpaksa, semua duka ia biarkan disapu ombak yang menggila
Perempuan itu, mengayuh bahteranya meninggalkan dermaga yang penuh kedustaan
Hanya perempuan mutiara yang sanggup menahan perih
Sebab ia tahu, ia adalah mutiara yang berkilau
Ia semaikan semua rasa
Pada Rabb yang memeluknya tanpa jeda