Riausastra.com – Ada beberapa tempat manuskrip diproduksi dan cara mengaksesnya. Beberapa tempat itu antara lain:
- Kesultanan Buton di Kota Bau-Bau
Katalog Naskah Buton merupakan koleksi Abdul Mulku Zahari. Pada tahun 2001 dikaji oleh Achadiati Ikram, Tjiptaningrum F. Hassan, dan Dewaki Kramadibrata dengan menggunakan aksara Buri-Wolio. Terdapat 124 manuskrip digital di Buton dengan corak kerajaan dan karakter pemerintahan. Manuskrip ini didigitalisasi oleh DREAMSEA dan dapat diakses di: htttps://s.id/MSSButonDREAMSEA
- Keraton Yogyakarta dan Keraton Paku Alaman
Memeiliki andil dalam intelektualitas Bangsa Indonesia sebanyak 15.000 halaman. Dapat diakses pada: https://s.id./MSSYogya.
- Lembaga Pendidikan Keagamaan
Manuskrip dapat ditemukan di Surau Simaung, Sijunjung. Terdapat 88 manuskrip peninggalan Sheikh Malin Bayang dan digitalisasi oleh DREAMSEA. Kajian manuskrip yang terdapat dalam surau dikaji oleh Pramono dan memberikan kesimpulan bahwa surau sebagai tradisi intelektualitas, tarekat, dan seni budaya masyarakat Minangkabau pada masa lampau.
- Pondok Pesantren
Terdapat 315 manuskrip koleksi Pesantren Langitan Tuban, Tarbiyya al-Thallabah Lamongan, Pesantren Buntet Cirebon terdapat 15 manuskrip dan digitalisasi oleh Kemenag RI dan dapat diakses pada htttps://s.id/MSSBuntet.
- Perkantoran
Algemene Secretarie merupakan lembaga negara bentukan Pemerintah Hindia Belanda. Lembaga ini telah dibubarkan tahun 1950. Sebagian manuskrip disimpan di Perpusnas RI. Lembaga perkantoran menggunakan naskah sebagai kegiatan surat menyurat dan pengasrsipan pada masa lampau.
- Masyarakat
Di masyarakat, jumlah manuskrip masih sangat banyak karena tidak terikat struktur tertentu. Salah satu manuskrip tersebut ditulis oleh Pangeran Madrais saat di tanah pengasingan. Pangeran Madrais sering sekali diburu oleh Kolonial Belanda karena beliau merupakan tokoh penting. Manuskrip ini 200.000 halaman dengan aksarra Sunda yang dimodifikasi. Hal ini dilakukan oleh Pangeran Madrais agar isi manuskrip tersebut tidak bisa difahami oleh Belanda isinya. Yang bisa membaca aksara tersebut hanyalah anak dari Pangeran Madrais. Manuskrip ini didigitalisasi secara bertahap melalui EAP 1029 DREAMSEA.
Arti penting Skriptorium adalah untuk mengkaji tempat penulisan dan penyalinan manuskrip. Ruang lingkup skriptorium mengkaji tradisi iluminasi, ciri khas penulisan, karakter, bagaimana merawat manuskrip, tentang pengarang dan penyalin, dll.
Kajian skriptorium ini disebut dengan kodikologi. Tujuan kajian kodikologi adalah untuk mengungkap sejarah penciptaan/produksi manuskrip, memahami tradisi tulis dan penyalinan manuskrip pada masa silam, melihat tingkat peradaban/ intelektualitas masyarakat pada masa itu, dan memehami cirikhas penulisan manuskrip.
Link Youtube Kajian Filologi Dan Kodikologi: Tempat Manuskrip Diproduksi dan Cara Mengaksesnya: