Riausastra.com – Kajian iluminasi merupakan bagian dari studi filologi yang menjadikan ragam hias dalam sebuah manuskrip sebagai objek kajian. Menurut Safari (2009), iluminasi dalam sebuah naskah memiliki kedudukan yang sangat penting sebab iluminasi menjadi media estetika dan sarana eksplanatori bagi teks yang terdapat dalam naskah. Iluminasi juga bisa membantu menjelaskan dari mana naskah tersebut berasal sebab kecenderungan gaya dan motif tiap daerah memiliki karakter msaing-masing. Selain itu, iluminasi akan menjadi sarana untuk mengekspresikan jiwa kreatif pembuat iluminasi. Bahkan, iluminasi dapat dijadikan sebagai penentu kapan naskah tersebut ditulis atau disalin.
Pada hakikatnya, motif iluminasi akan memberikan gambaran tentang zaman pada masa naskah ditulis atau disalin. Isi naskah akan sejalan seiringan dengan model iluminasi yang mendampingi sebuah manuskrip. Akan tetapi, minat masyarakat untuk melakukan penelitian terhadap iluminasi suatu manuskrip masih sangat sedikit.
Pada karya ilmiah yang berjudul Iluminasi Naskah Jawa di Perpustakaan Sana Pustaka Karaton Surakarta karya Sisyono Eko Widodo, Supardjo, dan Endang Tri Winarni telah mengkaji tentang iluminasi dalam naskah-naskah kuno Jawa. Menurut peneliti, iluminasi bisa menjadi komunikasi verbal yang berwujud untaian ragam hias yang mengandung nilai estetika sesuai dengan pendapat Safari (2009) bahwa iluminasi dalam sebuah naskah memiliki kedudukan yang sangat penting sebab iluminasi menjadi media estetika dan sarana eksplanatori bagi teks yang terdapat dalam naskah. Metode penelitian yang dilakukan oleh para penulis untuk menelaah iluminasi pada manuskrip-manuskrip Jawa dengan menggunakan metode pengumpulan data dengan cara analisis isi, fotografi, dan wawancara. Setelah itu, dilakukan pembacaan naskah dan diklasifikasikan berdasarkan bentuknya. Data yang sudah diklasifikasi kemudian dianalisis berdasarkan informasi-informasi dari beberapa sehingga menghasilkan bentuk-bentuk iluminasi yang merupakan ciri khas skriptorium Keraton Surakarta.
Berikut hasil pengklasifikasian terhadap skriptorium Keraton Surakarta beriluminasi :
No. | Nomor Katalogus | Judul | Keterangan |
1 | 23 Ca | Serat urutipun Panjenengan Dalem Nata Pepaptih, Gupernjur Jendral Betawi, Residen, Asisten Residen Surakarta | Iluminasi |
2 | 123 Ca | Kagungan Dalem Serat Tapel Adam Iluminasi | Iluminasi |
3 | 142 Na | Babad Giyanti Raden Adipati Mangkupraja Iluminasi | Iluminasi |
4 | 177 Ca | Babad Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kaping VI Iluminasi | Iluminasi |
5 | 220 Ca A | Babad Sangkala Kawit Pulo Jaw un 185 i Dipuniseni Tiyang Nalika Taun Anga 1 Dumugi Ta 4 Iluminasi | Iluminasi |
6 | 221 Ca | Kagungan Dalem Serat Ambya | Iluminasi |
7 | 255 Ca | Tetepan Pepatih Dalem Iluminasi | Iluminasi |
8 | 257 Ca | Kagungan Dalem Serat Ambya Iluminasi Sri Utama Iluminasi | Iluminasi |
9 | 260 Ca | Babad Pasanggrahan Dalem ing Madusita (Ngampel) Iluminasi | Iluminasi |
10 | 369 Ha | Pepalinipun Kyai Ageng Sela, Kadis Saresmi Iluminasi | Iluminasi |
11 | 646 Ha | Serat panji Sekar Iluminasi | Iluminasi |
12 | 2 La | Kaol saking Kitab Tapsir saha Kaol saking Kitab Musarar Iluminasi | Iluminasi |
13 | 5 La | Serat Sejarah Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kangjeng Susuhunan Paku Buwana Kaping X, Sejarah ingkang saking Pangiwa Iluminasi | Iluminasi |
14 | 256 Ca | Piwulang Dalem Warni‐warni Iluminasi | Iluminasi |
15 | 104 Na | Na Serat Yusuf Iluminasi | Iluminasi |
Bentuk Iluminasi
Bentuk-bentuk iluminasi dalam manuskrip Jawa di Perpustakaan Sana Pustaka Karaton Surakarta diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: (a) bentuk iluminasi sebagai bingkai teks, (b) bentuk iluminasi sebagai pembatas teks, (c) bentuk iluminasi sebagai hiasan teks.
Berikut ini contoh-contoh iluminasi dalam naskah kuno Jawa:

Pada gambar di atas, bentuk iluminasi sebagai bingkai teks yang disebut dengan istilah “wedana renggana” (Ratna Sakti Mulya: 2010). Bingkai teks di atas berbentuk persegi dengan motif bunga melati khas dengan tumbuhan di Tanah Jawa. Selain motif bunga-bungaan, banyak juga variasi motifnya seperti dedaunan, geometris, motif mahkota, motif gabungan. Adapun motif bunga-bungaan dan daun-daunan menurut Achmad Opan Safari (2009) disebut dengan “patran”.

Gambar 02 di atas merupakan bentuk bulat motif padi kapas dan mahkota. Motif tersebut merupakan lambang identitas Karaton Surakarta. Bentuk bulat dengan dengan motif padi dan kapas serta mahkota banyak ditemukan pada hiasan-hiasan naskah, pada ornamen-ornamen bangunan di Surakarta pada masa pemerintahan Paku Bawana X. makna yang terkandung dalam lambang padi dan kapas adalah kesejahteraan dan kemakmuran yang dipersembahkan oleh dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat jauh sebelum motif padi dan kapas dijadikan sebagai lambang sila kelima.

Gambar nomor 03 di atas merupakan iluminasi bingkai teks bentuk variatif dengan motif sulur dedaunan. Bentuk di atas disebut pariatif karena tidak berbentuk persegi atau berbentuk bulat, namun berbentuk bunga-bungaan dan daun-daunan yang erat kaitannya dengan ornamen yang sangat halus dam tajam. Bentuk motif ini mirip seperti wedana renggan yang terdapat pada naskah-naskah kuno di Yogyakarta.

Gambar nomor 04 di atas berbentuk iluminasi pembatas teks motif wayang. Di dalam gambar terlihat iluminasi yang membatasi dua gambar wayang. Iluminasi tersebut berupa sebuah bunga dalam pot yang memiliki daun-daunan dan bunga-bungaan yang tergabung dengan dua gambar wayang sebagai pembatas teks.

Gambar 05 di atas merupakan iluminasi penghias teks motif daun-daunan dengan bunga-bungaan yang berfungsi untuk menghiasi teks di sebelahnya. Naskah ini bernama 23 Ca Serat Urutipun Panjenengan Dalem Nata Pepatih Gupernjur Jendral Betawi, Residen, Asisten Residen Surakarta.
Kesimpulan
Dari hasil review terhadap Karya Ilmiah Iluminasi Naskah Jawa di Perpustakaan Sana Pustaka Karaton Surakarta dapat ditarik kesimpulan bahwa kajian iluminasi terhadap manuskrip Jawa sangat menarik untuk ditelaah makna hiasan-hiasan yang terdapat dalam iluminasi. Dengan revieuw ini, rasa penasaran dan keinginan untuk menelaah iluminasi manuskrip naskah kuno di Nusantara semakin tinggi.