Riausastra.com – Berulang kali aku dapati beberapa orang teman mengawali pembicaraan via WhatsApp dengan mengirimkan huruf “P”. Hingga hari ini, huruf “P” ini masih setia mengawali pembicaraan.
Saking penasaran, aku sempat bertanya pada beberapa orang yang suka sekali menggunakan huruf “P” ini tentang makna huruf “P” itu sendiri. Kebanyakan mereka mengatakan kalau “P” melambangkan salam anak gaul dan sedang tren masa kini. Ternyata orang-orang tersebut hanya “korban” zaman yang terseret dalam ketidakjelasan, namun ikut serta menikmatinya. Sebut saja orang-orang tersebut telah terhegemoni secara sadar ataupun tidak. Yang jelas, aku menganggap hal ini cukup menyedihkan dan membuat kesal. Bagaimana tidak! Kita tinggal di negara yang penduduknya mayoritas muslim dan kaya akan kearifan lokal dengan budaya ketimuran yang lebih religius. Namun sayang, generasi kita banyak yang terhegemoni dengan dalih “hanya ikut-ikutan”.
Dari pengakuan beberapa orang, huruf “P” dijadikan sebagai pengganti salam “Assalamu’alaikum”. Padahal, tidak ada hubungan antara huruf “P” dengan ucapan yang berasal dari hadist Rasulullah tersebut. Jika hanya sebatas anggapan, bisa saja yang menerima pesan tersebut menganggap bahwa arti “P” tersebut adalah “Pengkhianat”, “Permisi”, “Pencuri” dan lain-lain. Mengapa tidak? Bukankah yang tertulis sejatinya tidak akan bisa mewakili isi hati penulisnya jika tidak disampaikan secara utuh?
Seandainya umat muslim menyadari bahwa salam adalah doa, tentu tidak akan ada lagi yang rela mempermainkan salam bahkan menyingkat atau menggantinya dengan yang lain.
Misal: Assalamualaikum disingkat dengan kata asw atau ass. Secara arti, asw tidak memiliki arti sama sekali. Sedangkan ass dalam bahasa asing, artinya “pantat”. Menyakitkan sekali bukan? Boro-boro didoakan, justru dihina dengan hinaan yang sangat buruk.
Coba kita tilik kembali makna salam seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW, “Assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh” dengan arti sebagai berikut,
“Semoga Allah Melimpahkan keselamatan, Rahmat, dan Keberkahan untukmu”.
Masya Allah, inilah salam yang sesungguhnya. Jika diucapkan dengan benar akan memperoleh ganjaran berupa 30 kebaikan untuk yang memberi salam dan yang menerima salam wajib menjawab dengan “Wa’alaikumsalam warahmatullahi wa barakatuh” yang berarti,
“Dan Semoga keselamatan dan rahmat Allah serta keberkahan-Nya terlimpah juga kepadamu.”
Indah sekali bukan jika sesama muslim saling mendoakan dan saling memberi penghormatan? Begitulah hikmah yang istimewa di balik salam. Bahkan, dengan memberi salam, bisa menjadi satu bukti tanda cinta seorang muslim kepada muslim lainnya seperti dalam hadist berikut ini:
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah bersabda,
“Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena Allah). Apakah kamu mau jika aku tunjukkan pada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!” (HR. Muslim)
Sumber hadist: Buku Bagaimana Menyentuh Hati hal.79
Masya Allah, demikian indahnya Rasulullah mengajarkan tentang iman, Islam, dan ihsan kepada kita. Salam bisa mengikat hati sesama muslim dalam ikatan bernama ukhuwah islamiyah. Lalu, masihkah enggan menyebarkan salam sedangkan di dalamnya terkandung doa dan kebaikan yang banyak? Mohon maaf jika aku cenderung cuek dan nyinyir untuk orang muslim yang masih enggan menyapaku dengan salam dan menggantinya dengan yang lain.
Jika memang terburu-buru dan tidak sempat mengetik salam, panggil saja namaku atau tidak sama sekali. Langsung ke poin pembicaraan akan lebih baik dibandingkan harus memberiku huruf “P”. Jika masih demikian, Anda akan aku “P” kan juga alias aku PHP-kan.
Aku biasa langsung to the poin aja kalau chat. Kecuali kalau orangnya memang baru dikenal. Pasti, pakai salam dulu.
Sebenernya enggak pantes menurut saya, sebab alangkah baiknya jika kita menggunakan salam atau sapa pada waktu awalan chat
salam berisi doa yang indah, ya kan mas..
hehehe
yes,,,
sepakat mbak..
Saya kira “P” itu parkir gan hahahaha
hahahha..
makna P jadi ambigu ya kan…
Kurang sopan menurut saya, tapi kalau dari orang yang sudah akrab banget dan sering bercanda tidak bikin sakit hati kalau di-chat seperti itu, terima kasih informasinya.
kembali kasih mas..
semoga bermanfaat ya..
MaasyaAllah tabarakallah.. sangat bermanfaat sekali 😉 emang ya salam itu adalah sebaik-baik ucapan dan doa untuk sesama kaum muslimin. Terima kasih sangat bermanfaat 😉
jazakillah khairan katsiran mbak…
benar sekali mbak, salam merupakan bukti cinta, ya kan mbak.. 🙂
Bener banget, daripada ngetik P mending nyebut namanya aja. Atau lebih bagusnya lagi mengucapkan salam. Nice Artikel kak 😀
p bikin gagal paham, ya kan.. 🙂
Iya, saya juga heran, asal muasal penggunaan “P” itu dari mana, dan maksudnya nggak jelas juga.
Menurut pengakuan sebagian orang, ini akibat gagal move on dari BBM. padahal BBM juga ga pakai P, pakai PING malah 🙂
Ya, memang menggunakan “P” untuk salam itu tidaklah sopan sama sekali lebih baik menggunakan salam yang baik dan benar
saya setuju dengan mas alam 🙂
Mungkin ini karna kebiasan orang indonesia sebelum mamakai whatsapp yaitu menggunakan BBM yang yerdapat fitur ping!!! Sedangkan di wa tidak ada
hihihihi..
buat kreativitas sendiri kayaknya..
P itu kalau tidak salang dari kata “PING”. sebuah istilah teknologi internet, yang dimaksudkan untuk mengetes jaringan. CMIIW
kadang bukan ngetes jaringan Mas, justru tujuannya manggil pemilik akun. heheh
Lebih setuju kalau ucap salam sih hehehe, karena menjaga etika antar teman itu juga penting
salam sebagai sarana ntuk saling mendoakan, ya kan mas..
Emang gak mutu banget ya bun kalau cuma p p p gitu doang. Huhuhu
banget mas. kadang bete juga di-P-in 😀
jujur paling kesel kalo ada yang chat “p”, jangan harap dibales kalo chat p sama aku.
samaan kita.. hihihi
Alhamdulillah, terima kasih atas pencerahannya mbak sekarang saya lebih tau dan semakin cinta atas junjungan kita umat Islam Rasulullah shalallahu alaihi wassalam