Ibu Macam Apa
Minda seorang ibu
Tertulis di buku garis waktu
Menjadi pengantin, menjadi istri, menjadi ibu
Menjelma mimpi di kala masih perawan
Takdir memeluk diri
Menjadi ibu mengikat hati
Anak menangis, anak bermanja, anak merusak hari ibu
Ibu pun meradang
Rusak pula hati ibu
Ibu pun mengamuk
Rusak sudah cinta ibu
Sebenarnya, ibu macam apa kita ini?
Tak tersiratkah luka anak-anak Palestina di dada ibu?
Tangisannya membelah pekatnya malam
Matanya mengerucut
Jiwa terkejut
Darahnya semakin kecut
Dihantam nafsu para pengecut
Lalu, empati kita menguap
Karena tak dapat jatah wiken
Semangat kita mengering
Karena tak bersisa uang untuk berdandan
Dengan penuh perasaan, kita sampaikan pada dunia, “hampir tak waras” begitu.
Ramai-ramai ibu lain berbelasungkawa
Kita pun merasa menang
Apalagi pesannya sampai pada ayah anak-anak
Ibu seperti apa, kita ini?
Tak bisakah kita bahagia dengan rasa aman ini?
Tanpa jeritan kesakitan
Tanpa air mata kehilangan
Tanpa deru mesiu yang menggila
Tanpa manusia-manusia iblis yang datang mencabik-cabik nurani
Dengan menatap duka yang tak berbatas di Bumi Syuhada
Masihkah perlu dipertanyakan, “Ibu macam apa kita ini?”
