Foto: net

Riausastra.com – Rezeki setiap orang tidak akan tertukar dengan rezeki orang lain, bahkan tidak akan mungkin diambil oleh orang lain.
Setiap rezeki sudah punya peemilik masing-masing.
Oleh karena itu, kita tak perlu risau dengan apa yang ada pada orang lain dan apa yang ada pada diri kita.
Toh, Sang Pengatur Rezeki Maha Tahu kebutuhan makhluk-Nya.
Selayaknya rasa syukur dan sabar yang harus senantiasa menemani hidup kita.

Akselerasi rezeki, lebih tepatnya percepatan rezeki menjadi hal yang menarik bagiku saat mengisi pagi ini dengan secangkir teh hangat.

Sebuah pom bensin biasanya akan dipadati oleh para pengendara, khususnya di saat pagi dan sore hari.
Hal ini menjadi rutinitas pengguna bahan bakar ketika hendak berangkat atau sepulang kerja atau sekolah.

Antrian panjang yang menyesakkan menjadi hal yang tak mampu dielakkan mengingat persediaan pelayanan pom bensin yang terbatas.

Satu pipa dengan satu petugas bisa saja melayani sepuluh bahkan lebih pengguna kendaraan bermotor.
Jika ada tiga petugas dan tiga pipa, akan bisa dibayangkan ramainya pengantri.

Suatu hari, seorang pengen dara sepeda motor, sebut saja namanya Budi, memasuki area pom bensin di tengah kota.
Ia bingung hendak menyambung bagian antrian yang mana.
Sedangkan setiap antrian dipadati kira-kira 20 pengendara.
Belum lagi calon pengantri yang terus berdatangan mencari tempat antrian yang dianggap lebih cepat dan lebih nyaman.

Dengan penuh percaya diri, Budi memilih sebuah antrian di tengah area karena saat itu terdapat tiga baris antrian panjang.
Lelaki yang telah letih itu berusaha menenangkan hati, meski dapat bagian antrian paling belakang.

Tiba-tiba seorang petugas lain mendekati Budi dan memberi aba-aba untuk pindah ke pipa keempat yang baru dibuka petugas yang baru sebagai alternatif efisiensi waktu.

Akhirnya budi dengan senyum kebahagiaan menuju pipa yang dimaksud petugas dan diiringi pengantri lainnya.
Awalnya Budi berada pada antrian ke dua puluh sekian, dengan izin Allah, tak perlu waktu lama, Budi akhirnya mendapat antrian pertama. Rasa letih itupun terbayar sudah.

Analaogi di atas adalah bagian contoh kecil dalam keseharian kita.
Banyak rencana Allah yang lebih indah saat menurunkan rezeki untuk kita.
Semua tergantung khusnuzhan kita pada-Nya karena Allah SWT bergantung pada prasangka hamba-Nya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini