Denting Waktu
Aku mengeja aksara di antara gelimang waktu
Satu persatu kumaknai
Beranjak menjelang fajar, berlalu menjelang gulita
Kucalari denting waktu yang kupunya
Satu satu kusisakan energiku
Terbungkus dalam derap langkah rutinitas
Kadang kala suka, bahagia, dan canda tawa menemani
Tak jarang pula duka, luka, dan air mata singgah sebentar
Aku pun mengutuk dalam sepi
“Betapa sibuknya aku.
Betapa lelahnya ragaku.
Betapa banyaknya mimpi-mimpiku.”
Seakan-akan aku tak lagi mampu membagi lapis-lapis waktu
Pada waktu kusampaikan
“Aku ingin anganku menjelma sekejap.”
Lalu, sang masa menulis pesan pada bilangan hari
“Waktu yang tersedia, tak lebih banyak dibandingkan inginmu!”
Aku mendesah, sebab keliru menghitung rencana
Hingga aku tersadar, telah terpapar kesibukan semu