Riausastra.com – Untuk menumbuhkan minat baca, seharusnya diawali dari keluarga, kemudian didampingi oleh orang tua, serta menjadikan rumah sebagai tempat ternyaman untuk membaca. Berikut beberapa cara:
1. Membuat waktu-waktu khusus untuk membaca
Kegiatan membaca tidak bisa dijadikan hanya sebagai selingan atau pengisi waktu luang. Jika dijadikan sebagai pengisi waktu luang, sudah pasti setiap orang tidak akan sempat untuk membaca karena sudah terjadwal dengan kesibukan sehari-hari.
Agar kegiatan membaca menjadi bagian dari rutinitas setiap anggota keluarga, maka orang tua dan anak harus membuat kesepakatan bersama untuk membuat waktu-waktu khusus membaca. Misal: menjelang tidur malam selama lima belas menit, lalu di saat bangun pagi setelah salat subuh selama sepuluh menit, dan di saat jam-jam santai atau jam istirahat selama sepuluh menit. Setiap hari kegiatan membaca dilaksanakan sekitar 35 menit.
Selain menentukan jadwal membaca, sebaiknya orang tua juga harus mengatur interaksi anggota kelurga pada penggunaan media sosial, televisi, serta permainan-permainan elektronik. Dengan demikian, seluruh anggota keluarga akan memiliki waktu yang berkualitas untuk membaca.
2. Orang tua berperan aktif dalam memotivasi dan mendampingi kegiatan membaca
Rumah adalah sekolah pertama bagi setiap anak dan orang tua adalah guru pertama bagi setiap anak. Seperti kata pepatah, “Guru kencing berdiri, murid kencing berlari”, maka petuah dari pepatah ini adalah apapun yang dilakukan atau diajarkan oleh orang tua akan ditiru oleh anak-anaknya. Orang tua merupakan panutan bagi anak-anaknya dan anak-anak merupakan peniru ulung terhadap yang dilakukan oleh orang tuanya. Jadi, apabila anak-anak berbuat salah, maka yang disalahkan sepenuhnya bukan anaknya. Tetapi, orang tua juga harus instropeksi diri.
Untuk mengemmbangkan minat baca di dalam rumah, maka orang tua harus memulai membaca terlebih dahulu, lalu memberikan motivasi kepada anak-anaknya agar turut serta membaca. Satu hal yang paling penting adalah, orang tua harus mendampingi dan mengawasi bahan bacaan anak-anaknya. Sebab, bahan bacaan akan mempengaruhi seluruh kepribadian setiap orang. Jangan sampai anak-anak mendapatkan peluang membaca bahan bacaan yang tidak layak.
3. Membuat program menabung atau menyisihkan uang untuk membeli buku minimal satu buku tiap minggu
Menabung atau menyisihkan sebagian uang untuk membeli buku adalah caraterbaik untuk menumbuhkan kecintaan anak terhadap buku dan menghadirkan semangat untuk membaca. Apalagi buku yang dibeli tersebut merupakan buku pilihan anak, biasanya buku tersebut akan dibaca dan dirawat dengan baik. Dengan membeli buku setiap minggu akan menambah koleksi buku bacaan di dalam perpustakaan pribadi.
4. Membuat perencanaan buku-buku yang direkomendasikan untuk dibaca
Buku-buku yang direkomendasikan orang tua agar dibaca oleh anak-anaknya sebaiknya dibuat perencanaan mengenai buku apa saja yang akan dibaca oleh anak dan buku apa saja yang akan dibeli setiap minggu. Semua perencanaan disesuaikan dengan minat anak, kelayakan suatu buku untuk dikonsumsi anak, dan keadaan keuangan keluarga.
5. Orang tua memberi pemahaman kepada anak-anaknya tentang arti penting pendidikan literasi melalui Isi Gurindam
Gurindam merupakan puisi yang berisi tentang nasihat yang bisa dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan. Untuk keluarga Indonesia bisa menjadikan gurindam sebagai kalimat pengingat untuk orang tua dan anak. Orang tua berperan sebagai guru kehidupan yang akan menjadi panutan bagi anak-anaknya. Berikut sebagian gurindam tentang pendidikan yang bisa dijadikan sebagai pengingat diri:
Bila kamu mau belajar bersunguh-sungguh
Maka keberhasilanlah yang akan kau rengkuh
Bila anak tak punya bimbingan
Maka dia akan kebingungan
Ilmu haruslah diamalkan
Agar ilmu tak terlupakan
Jangan hanya pintar dalam benak
Tetapi harus pandai dalam bertindak
Orang yang berilmu tanpa amal
Seperti pohon rindang berbuah banal
Belajar dengan kesungguhan
Akan mendapat kemenangan
Murid akan terus melawan
Bila dididik dengan bentakan
Didik anak secara teladan
Bukan hanya dengan bentakan
Belajar dengan tulus dan ikhlas
Supaya Tuhan segera membalas
6. Membuat perpustakaan mini di setiap rumah
Negara Indonesia merupakan negara kedua setelah India yang memiliki perpustakaan terbanyak di dunia. Menurut Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando, bahwa perpustakaan di Indonesia sebanyak 164.610 buah. https://okezone.com (04/09/2019)
Akan tetapi, minat baca masyarakat Indonesia masih sangat rendah. Saat ini pemerinyah sedang berupaya meningkatkan minat baca masyarakat dengan pembentukan aplikasi elektronik perpustakaan, peningkatan buku-buku digital, hingga sinergitas KTP dengan akses perpustakaan, serta suasana perpustakaan yang sangat nyaman.
Melalui informasi di atas, seharusnya masyarakat tidak perlu harus berpikir untuk membeli buku setiap ingin membaca. Di negara ini sangat banyak terdapat perpustakaan dengan fasilitas yang baik dan nyaman.
Untuk lebih memudahkan lagi, ada baiknya, setiap keluarga membuat sebuah perpustakaan mini dalam rumah masing-masing. Hal ini akan mendukung semangat anggota keluarga untuk membaca kapan saja mereka mau. Semoga ada perhatian khusus dari pemerintah dalam menggalakkan “satu rumah satu perpustakaan”.
7. Membuat atau bergabung bersama komunitas literasi
Komunitas literasi banyak tersebar di seluruh Indonesia. Untuk menunjang semangat berliterasi dari masyarakat, sebaiknya di setiap RT atau RW ada komunitas literasi di bawah pantauan Lurah dan Camat.
Jika tidak ada komunitas terdekat yang bisa dijadikan sebagai tempat berkolaborasi dalam berliterasi, maka komunitas-komunitas yang sudah ada bisa direkomendasikan menjadi pilihan. Komunitas-komuntas tersebut ada yang via daring dan ada juga komunitas via luring. Adapun beberapa komunitas kepenulisan adalah KBM, FLP, Faithmania, Penulis Fiksi Sastra, Penulis Kreatif, Forum Aktif Menulis, Ibu-ibu Doyan Nulis, Penulis Muda, dll.
Banyak kegiatan yang bisa dilakukan saat mengadakan diskusi literasi, seperti: membahas metode membaca efektif, cara menuangkan ide lewat tulisan setelah membaca buku, membuat sayembara berhadiah untuk memacu keinginan berliterasi, serta menerbitkan setiap karya yang sudah tercipa lewat tulisan.
Jika komunitas ini berjalan efektif, akan lahirlah para penulis nasional yang mendunia dari Indonesia.
8. Membiasakan membaca di saat-saat menunggu
Setiap orang pasti pernah menunggu. Kegiatan menunggu lebih sering dilakukan di tempat-tempat umum. Sering masyarakat memanfaatkan kegiatan menunggu dengan aktivitas swafoto, melihat facebook, menonton youtube, bahkan mengobrol, atau termenung. Ada kalanya, membaca dijadikan sebagai pengisi waktu luang. Selain menambah wawasan juga menghindarkan diri dari kegiatan yang sia-sia. Dengan membaca, waktu yang tersedia akan terasa bermanfaat dan berkualitas.
9. Mejadikan rumah sebagai tempat membaca yang paling nyaman
“Rumahku surgaku” adalah ungkapan terbaik yang bisa dijadikan sebagai motivasi terbaik bagi setiap keluarga. Mengapa? Karena dua pertiga aktivitas sehari-hari dilakukan di dalam rumah. Jika rumah terasa tidak nyaman, maka seluruh penghuni rumah akan merasa jenuh saat berada di dalamnya. Sebaliknya, apabila rumah bernuansa seperti surga, maka penghuninya akan merasa betah beraktivitas di dalam rumah tersebut.
Untuk menumbuhkan minat membaca masyarakat, seharusnya diawali di dalam rumahnya dengan dampingan dan motivasi dari orang tuanya atau orang-orang terdekatnya. Ketika rumah dimanfaatkan sebagai sarana yang nyaman untuk membaca, maka tumbuhlah generasi-generasi terbaik yang beriptek dan berimtak.